Dalam upaya meningkatkan pasokan vaksin untuk memerangi COVID-19 dan membuka kembali perbatasannya pada November, Australia akan membeli 300.000 dosis pil eksperimental anti virus corona 'Molnupiravir' buatan perusahaan farmasi Merck & Co.
Dikutip dari Reuters, Rabu (6/10), Molnupiravir menjadi obat oral anti virus pertama untuk COVID-19. Menurut para ahli, Molnupiravir dapat mengurangi risiko gejala berat dan kematian pada pasien COVID-19.
Pekan lalu, Merck & Co berencana untuk mengupayakan persetujuan penggunaan darurat di Amerika Serikat untuk pil anti virus buatannya. Merck juga membuat pengajuan izin penggunaan pil itu di seluruh dunia, termasuk Australia.
"Pengobatan ini menunjukkan bahwa kita akan dapat hidup berdampingan dengan virus (corona)," kata Perdana Menteri Scott Morrison.
Diketahui, Pemerintah mengunci Sydney, Melbourne, dan Canberra selama berminggu-minggu untuk memerangi varian Delta yang lebih menular.
Morrison mengatakan larangan warga Australia untuk bepergian ke luar negeri akan dicabut mulai November. Kebijakan itu berlaku bagi warga Australia yang tinggal di negara-negara bagian dengan tingkat vaksinasi yang tinggi.
Morrison mengatakan Australia akan menerima pengunjung internasional pada 2022 karena pelonggaran terbaru pembatasan di perbatasan hanya berlaku untuk warga negara dan penduduk tetap Australia.
Sydney, kota terbesar di negara itu, siap untuk keluar dari penguncian (lockdown) pada 11 Oktober.
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi
Sumber: