Penjemputan Haikal dan Zakira oleh pihak Rumah Sakit Haji Medan. (Foto : Instagram @edy_rahmayadi)
Beberapa waktu lalu, nitizen dihebohkan dengan video yang memperlihatkan sekujur tubuh kakak beradik di Kota Medan, luka terkena penyakit kulit.
Mirisnya lagi ke dua orang tua mereka tak memiliki biaya untuk berobat. Hingga kedua anak malang itu hanya bisa berdoa.
Setelah mendapat informasi, beberapa hari lalu, Gubernur Sumatera Utara Edy Rahmayadi melakukan kunjungan langsung ke kediaman Haikal (8) dan Zakira (3) yang viral lantaran banyak warga Medan yang memberikan informasi kepada Edy melalui instagram.
Atas tindak lanjut dari pertemuannya tersebut, pada Senin (5/7) pihaknya melakukan penjemputan keduanya utuk dibawa ke rumah sakit.
"Menindaklanjuti kunjungan kami semalam, dua kakak beradik penderita penyakit kulit langka, Ananda M. Haikal Nasution dan Zakira Habibah Nasution akhirnya pagi tadi sudah kita jemput dari rumahnya menuju Rumah Sakit Haji, Medan untuk mendapatkan perawatan intensif," tulisnya dalam akun instagram pribadinya.
Gubsu Edy mengatakan jika pihaknya telah membentuk tim khusus untuk menangani Haikal dan Zakira.
"Untuk memastikan penanganan kedua ananda ini, saya juga sudah bentuk tim khusus yang dipimpin oleh dokter anak Inke Lubis, jadi nanti tim ini akan mencari tahu apa penyakit yang diderita anak-anak ini," katanya.
Walaupun tidak bisa melakukan penjemputan secara langsung, namun Gubsu Edy mengatakan jika akan terus memantau perawatan dari kakak beradik tersebut.
"Insya Allah, saya akan terus memantau progress penanganan kedua ananda ini untuk memastikan mereka dirawat dengan baik sampai sembuh. Mudah-mudahan proses pengobatan mereka berjalan lancar dan semoga cepat sembuh ya Haikal dan Zakira," pungkasnya.
Diketahui jika Haikal dan Zakira sebelumnya viral lantaran video yang memperlihatkan Haikal yang sedang berdoa, lalu diikuti oleh adiknya Zakira dengan suara parau, karena menahan sakit.
Sang ibu, Nisa mengatakan penyakit tersebut sudah diderita oleh anaknya sejak kecil, yang diawali oleh benjolan di bagian tubuhnya. Seiring bertambah usia, benjolan itu menyebar hingga sekujur tubuh anaknya. Anehnya, benjolan juga membesar dan mengelupas. Kondisi ini membuat dua anaknya kerap menderita menahan sakit.
Nisa mengaku tidak sanggup membiayai pengobatan anaknya, terlebih suaminya hanya seorang buruh tani, penghasilannya hanya cukup untuk biaya hidup dan membeli susu Zakira.
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi
Sumber: