Ibu hamil meninggal dunia usai kehilangan jabang bayinya akibat pandemi Covid-19. (Twitter)
Nasib pilu harus dialami ibu hamil yang harus kehilangan bayinya sat usia kandungan 7 bulan, sehari kemudian dia pun menyusul harus meninggal akibat pandemi Covid-19 yang saat ini menyerang India.
Pandemi di India tidak hanya menyerang orang tua tapi sudah menjalar kepada anak muda, bahkan bagi mereka yang menganggap masih sehat.
Dimple Arora yang merupakan seorang dokter gigi sempat menyampaikan pesan terakhirnya sebelum wafat. Dia meminta untuk kepada siapapun agar tidak menyepelekan corona.
“Tolong jangan sepelekan corona. Ini sangat buruk, gejalanya sangat buruk,” begitu yang diucapkan Dimple Arora, seorang ibu asal India saat ia dalam kondisi kritis akibat Covid-19 seperti yang dikutip BBC.
Saat menyampaikan pesan itu, Dimple merasa sudah tidak kuat bahkan untuk bernafas sekalipun. Namun dia merasa perlu menyampaikan pesan sebagai pengingat agar semua orang mewaspadai bahaya virus corona.
I lost my pregnant wife and our unborn child to covid
— Ravish Chawla (@ravish_chawla) May 9, 2021
She breathed her last on 26/4/21 and our unborn child a day earlier. She got covid positive on 11/4 and even during her suffering she had made the above video on 17/4 warning others not to take this covid lightly. #CovidIndia pic.twitter.com/Syg6yddMTD
Dimple terinfeksi Covid-19 saat ia sedang hamil. Dia kehilangan bayi kandungannya dan meninggal dunia pada hari berikutnya.
“Kami pikir, dia orang terakhir yang mungkin bisa tertular Covid-19,” kata Ravish Chawla, suami Dimple.
Ravish pun turut mengingatkan publik agar tidak lengah dan tetap melindungi diri, apalagi dengan adanya varian-varian baru Covid-19.
India pada Minggu kemarin melaporkan 240.842 infeksi baru COVID-19 selama 24 jam terakhir dan kematian meningkat 3.741.
Total infeksi di negara itu mencapai 26,5 juta sedangkan jumlah kematian total negara itu pada 299.266, menurut data dari kementerian kesehatan.
India memimpin dunia dalam jumlah rata-rata harian kematian baru yang dilaporkan, terhitung satu dari setiap tiga kematian yang dilaporkan di seluruh dunia setiap hari, menurut hitungan Reuters.
Lonjakan tajam penularan COVID-19 di India dipicu oleh pertemuan keagamaan yang berlangsung di Sungai Gangga dan berkumpulnya massa dalam protes politik warga kepada pemerintah.
Ketika rekor kasus infeksi yang berlangsung berturut-turut selama beberapa hari, India kekurangan oksigen dan tempat hunian di kamar darurat dipenuhi pasien.
Lonjakan kematian akibat COVID juga menyebabkan India kekurangan kayu bakar untuk mengkremasi jasad korban COVID-19.
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi
Sumber: