Nestapa yang merundung penyidik senior Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Novel Baswedan seakan tak ada habis-habisnya sejak era pemerintahan Jokowi.
Publik belum lagi lupa saat ia disiram air keras pada Selasa, 17 April 2017 seusai salat subuh di masjid dekat rumahnya, hingga membuat mata kirinya buta dan pipinya melepuh.
Kini, empat tahun setelah peristiwa itu, ia dikabarkan dipecat oleh lembaga tempat ia mengabdi sebagai penyidik sejak 2007.
Alasan yang beredar: ia dan sejumlah pegawai KPK lainnya tidak lolos tes wawasan kebangsaan yang digelar oleh pemerintah melalui Badan Kepegawaian Negara (BKN).
Tes wawasan kebangsaan itu merupakan bagian dari proses peralihan status pegawai KPK menjadi aparatur sipil negara (ASN).
Novel sendiri sudah mendengar selentingan tersebut. Ia menganggap, jika memang benar ia dipecat, hal tersebut merupakan upaya oknum tertentu untuk melemahkan orang-orang KPK yang penuh integritas.
"Ya, benar, saya dengar info tersebut. Upaya untuk menyingkirkan orang-orang yang berintegritas dari KPK adalah upaya lama yang terus dilakukan. Bila info tersebut benar, tentu saya terkejut karena baru kali ini upaya tersebut justru dilakukan oleh pimpinan KPK sendiri," kata Novel, Selasa (4/5/2021).
Menanggapi kabar pemecatan Novel, pegiat media sosial pro pemerintahan Jokowi, Denny Siregar menyatakan rasa senangnya melalui beberapa cuitan di Twitter.
Pertama, Denny menuduh bahwa di dalam Wadah Pegawai (WP) KPK berkembang paham Taliban hasil didikan Abdullah Hehamahua.
"Yang kemudian arahkan KPK sesuai dgn misi politik mereka yg menuju negara khilafah. Ngeri kan ? Dulu, negara bhkn tdk bs menjangkau KPK, mrk spt negara dalam negara. Dan WPK ini centernya," kata Denny.
Denny juga menyebut bahwa Novel pernah berada di dalam WP KPK tersebut.
"Fungsi WP KPK ini salah satunya adalah perekrutan pegawai. Tentu pegawai yg direkrut itu harus sesuai misi mereka, dan harus tunduk. Selain itu WP KPK gunanya untuk menekan pimpinan atas spy mau bekerjasama sesuai arahan. Novel Baswedan pernah jadi pimpinan Wadah Pegawai ini," cuitnya.
Denny juga menyebut bahwa di dalam soal tes wawasan kebangsaan yang diujikan kepada 1.349 pegawai KPK, terdapat soal yang mempertanyakan pendapat mereka soal Rizieq Shihab.
"Bisik2 dari dalam, yang membuat banyak pegawai @KPK_RI tidak lolos ujian wawasan kebangsaan adalah pertanyaan essai, "Apa pendapat kamu tentang Rizieq Shihab ?" Dan ternyata banyak juga yang mendukung," cuit Denny.
Bisik2 dari dalam, yang membuat banyak pegawai @KPK_RI tidak lolos ujian wawasan kebangsaan adalah pertanyaan essai,
— Denny siregar (@Dennysiregar7) May 4, 2021
"Apa pendapat kamu tentang Rizieq Shihab ?"
Dan ternyata banyak juga yang mendukung.. ????
KPK sendiri segera mengumumkan hasil tes wawasan kebangsaan pegawainya dalam waktu dekat.
"Saat ini, hasil penilaian asesmen TWK (tes wawasan kebangsaan) tersebut masih tersegel dan disimpan aman di Gedung Merah Putih KPK dan akan diumumkan dalam waktu dekat sebagai bentuk transparansi kepada seluruh pemangku kepentingan KPK," kata Sekjen KPK Cahya H. Harefa.
KPK telah menerima hasil tes wawasan kebangsaan tersebut dari Badan Kepegawaian Negara (BKN) bertempat di Gedung Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (Kemenpan RB), Selasa (27/4/2021).
Hasil tersebut merupakan penilaian dari 1.349 pegawai KPK yang telah mengikuti tes yang merupakan syarat pengalihan pegawai KPK menjadi ASN.
"Sebagaimana diatur melalui Peraturan Komisi Pemberantasan Korupsi Nomor 1 Tahun 2021 tentang Tata Cara Pengalihan Pegawai Komisi Pemberantasan Korupsi menjadi Pegawai Aparatur Sipil Negara," kata Cahya.
Selain itu, dia meminta media dan publik juga berpegang pada informasi resmi kelembagaan KPK terkait dengan hasil tes wawasan kebangsaan tersebut.
Ngeri, Anak Dijadikan Tumbal Pesugihan Keluarganya Sendiri, Sakit Mendadak dan Meninggal
Pacar Selingkuh, 8 Tahun Kemudian Baru Minta Maaf, Ternyata Menyesal Diakhir
Pasutri Banting Tulang Bisnis, Rumah dan Mobil Terjual untuk Pelakor, Istri: Karma Berlaku
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi
Sumber: