Kapal Nanggala-402 hilang (Foto: Antara Fofo).
Ketua MPR RI Bambang Soesatyo atau Bamsoet meminta masyarakat agar tidak berspekulasi hingga termakan hoaks terkait penyebab hilang kontak kapal selam KRI Nanggala-402.
“Masyarakat tidak ikut berspekulasi, apalagi termakan hoax yang beredar di berbagai media sosial tentang penyebab hilang kontaknya KRI Nanggala 402. Serahkan seluruhnya kepada internal TNI AL dan jajaran terkait lainnya,” kata Bamsoet dalam keterangannya yang diterima Indozone, Jumat (23/4/2021).
Menurut Bamsoet, berdasarkan informasi yang diterima dari Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto, KRI Nanggala 402 berada di utara Bali untuk ikut dalam skenario latihan penembakan torpedo. Saat mendapatkan izin menyelam untuk melaksanakan latihan penembakan torpedo, tidak lama langsung hilang kontak.
Baca Juga: Jemput 74 WNI di Jepang, Pemerintah Gunakan KRI dr Soeharso
“Dugaan sementara, kapal berada di palung, di kedalaman sekitar 700 meter dari permukaan laut," tutur Bamsoet.
Wakil Ketua Umum Partai Golkar ini menambahkan, dari analisis sementara, sebagaimana disampaikan Kepala Dinas Penerangan TNI AL Marsekal Pertama Yulius Widjojono, ada kemungkinan kapal mengalami blackout saat menyelam statis.
Hal itu, lanjut Bamsoet, membuat kapal tidak terkendali dan tidak dapat melaksanakan prosedur kedaruratan.
"Walaupun sudah berusia sangat tua, KRI Nanggala 402 yang tiba di Indonesia pada tahun 1981 ini, sebelum menggelar latihan di perairan utara Pulau Bali, sudah dipastikan dalam kondisi siap berlayar,” urainya.
Terhadap musibah ini, sambung Bamsoet, TNI AL pasti akan melakukan penyelidikan lebih dalam tentang penyebabnya. Jika kelak hasilnya karena usia kapal yang sudah uzur, maka Kementerian Pertahanan dan TNI AL harus segera melakukan peremajaan terhadap berbagai kekuatan alutsista TNI.
“Agar kedepannya kejadian seperti ini tak terulang kembali,” urainya.
Ia berharap KRI Nanggala-402 bisa segera ditemukan, khususnya terhadap 53 awak yang bertugas, terdiri dari 49 anak buah kapal, 1 komandan satuan, dan 3 personel arsenal, dapat ditemukan dalam kondisi selamat.
“Selain menggunakan kekuatan kapal perang milik TNI AL, antara lain KRI Raden Eddy Martadinata, KRI I Gusti Ngurah Rai, KRI Diponegoro, KRI Rigel, KRI Spica, dan KRI Pulau Rengat, angkatan laut Singapura dan Australia juga akan turut memberikan bantuan mengerahkan kapal penyelamat, sebagai bentuk gotong royong antar negara tetangga,” tutupnya.
Perkuat Penjagaan, Dua KRI Tambahan dari Jakarta Tiba di Natuna
Jaga Kedaulatan, 3 KRI dalam Posisi Siaga Tempur di Laut Natuna
Cerita Istri Kru KRI Nanggala-402 yang Gelar Doa Bersama dan Tunggu Kabar Baik
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi
Sumber: