Ilustrasi harimau (Pexels/Lucas Pezeta)
Ribuan wanita yang tinggal di 24 Pargana Selatan di India mengatakan bahwa suami mereka telah dianiaya sampai mati saat berkelana jauh ke dalam hutan untuk menangkap ikan dan kepiting serta mengumpulkan madu.
Pradip Chatterjee, presiden Forum Dakshinbanga Matsyajibi, mengatakan kepada Vice News bahwa 3.000 wanita telah menjadi janda setelah suami mereka dibunuh oleh harimau.
Dia mengatakan hal itu masih 'perkiraan moderat'.
Penduduk desa dilaporkan mengatakan setidaknya ada 60 kematian akibat serangan harimau di daerah itu sejak April tahun lalu.
Mr Chatterjee mengatakan bekerja di hutan dapat menghasilkan hingga Rp 140 ribu, sementara menjadi buruh hanya bisa mendapatkan Rp 40 ribu.
Mereka kemudian memasuki area terlarang, menempatkan diri mereka dalam bahaya diserang oleh harimau Bengal yang terancam punah.
Bakau di hutan merupakan habitat penting bagi harimau.
Dari 60.000 pekerja di hutan, Chatterjee mengatakan bahwa hanya seperempat dari mereka yang memiliki izin untuk bekerja.
"Mereka tidak meminta kompensasi karena takut akan tindakan hukum. Mereka bahkan takut melaporkan kematian," kata Chatterjee.
Tapas Das, yang merupakan direktur lapangan cagar harimau Sundarban, mengatakan hanya 21 kematian resmi akibat penyiksaan harimau yang telah dilaporkan, sementara hanya empat yang memenuhi syarat untuk mendapatkan kompensasi.
Pemerintah India hanya memberikan kompensasi jika kematian terjadi di luar zona larangan masuk.
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi
Sumber: