Ilustrasi perusahaan Amazon. (Instagram/@amazon).
Perusahaan besar Amazon telah mengungkapkan bahwa hampir 20 ribu pekerjanya di AS telah tertular Covid-19. Kabar itu diungkapkan setelah berbulan-bulan para aktivis menuntut transparasi mereka akan hal ini ke publik.
Melansir dari The Guardian, Amazon telah menghadapi kritik dari beberapa juru kampanye tenaga kerja yang menuduh perusahaan membahayakan karyawan dengan tetap membuka gudang.
Sebelumnya, dalam sebuah unggahan blog, pihak Amazon mengatakan bahwa analisisnya menunjukkan bahwa tingkat infeksi di antara 1,4 juta pekerja di Amazon dan anak perusahaan Whole Foods lebih rendah daripada tingkat yang diharapkan berdasarkan populasi AS yang lebih luas.
Adalah Athena, sebuah koalisi kelompok aktivis berkampanye untuk meminta pemerintah melakukan pengawasan peraturan yang lebih besar kepada perusahaan Amazon. Mereka juga meminta pejabat kesehatan masyarakat melakukan penyelidikan segera ke perusahaan tersebut serta melakukan pelaporan rutin tentang jumlah karyawan yang terpapar Covid-19.
“Amazon membuat (virus) Covid-19 menyebar seperti api di fasilitasnya, mempertaruhkan kesehatan puluhan ribu orang yang bekerja di Amazon, serta anggota keluarga, tetangga, dan teman mereka," ungkap Direktur Athena, Dania Rajendra.
"Amazon, dalam istilah yang tidak pasti, merupakan ancaman bagi kesehatan masyarakat," tambahnya.
Sementara itu, Amazon melalui situsnya mengatakan perusahaannya memberi asuransi kesehatan kepada karyawannya yang komprehensif dan cuti berbayar untuk setiap pekerja yang perlu dikarantina. Hal itu juga telah melembagakan rezim pembersihan baru dan proses lain untuk mengurangi penyebaran virus.
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi
Sumber: