Armada Air China. (Instagram/airchinalimited)
Maskapai penerbangan papan atas Tiongkok, Air China mencapai kesepakatan pembelian 20 unit pesawat jet berbedan lebar dari pabrikan pesawat jet yang berbasis di Eropa, Airbus, jenis A350-900.
Kesepakatan ini mengokohkan posisi Airbus terhadap pabrikan pesawat jet asal Amerika Serikat, Boeing, di tengah ketegangan perang dagang Tiongkok - Amerika Serikat dan paska grounded terhadap ratusan unit Boeing 737 Max.
Dilansir Reuters, Jumat (12/7/2019), total nilai transaksi 2 pesawat jet berbedan lebar ini mencapai sekira $ 6,54 miliar, dengan jadwal pengiriman mulai dari tahun 2020 hingga tahun 2022 mendatang. Airbus pun memberikan hak Air China untuk menukar 5 dari 20 jet tersebut dengan armada A350-1000 yang lebih besar.
Dalam pernyataannya kepada Reuters, Airbus mengonfirmasi pemesanan ini, dimana kini Airbus mendapatkan 30 pesanan tipe A350-900 dari Air China, dimana 10 di antarnaya sudah dioperasionalkan. Total di paruh pertama tahun 2019, Airbus berhasil mengungguli Boeing di kelas pesawat berbadan lebar, dengan jumlah pesanan mencapai 61 pesawat.
Pemesanan yang dilakukan oleh Air China pun menjadi sorotan, di tengah perang dagang antara Amerika Serikat - Tiongkok. Terlepas dari kondisi tersebut, armada Air China didominasi pesawat lansiran Boeing dan Airbus. Di luar keduanya, Air China tengah memesan 20 unit pesawat jet Comac C919 lansiran Chinese Aeorspace Manufacture Comac.
Untuk Airbus, Air China menggunakan armada Aribus A319-100, Airbus A320-200, Airbus A320neo, Airbus A321-200, Airbus A321neo, Airbus A330-200, Airbus A330-300, Airbus A350-900, serta memesan 8 unit Airbus A319neo.
Sementara untuk Boeing, Air China menggunakan armada Boeing 7373-700, Boeing 737-800, Boeing 737 Max 8, Boeing 747-400, Boeing 747-8I, Boeing 777-300ER dan Boeing 787-9.
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi
Sumber: