Ketua Projo DIY, Aris Widhartanto.
INDOZONE.ID - Projo DIY mengomentari pernyataan seniman ternama Butet Kartaredjasa, yang menuding mereka pansos alias panjat sosial. Bagi pihak Projo, Butet lah yang melakukan pansos.
"Kami dituding pansos, padahal Mas Butet sendirilah yang sedang pansos dengan cara mengucapkan kata umpatan (menyebut nama binatang) yang ditujukan kepada Pak Jokowi. Mungkin mas Butet sedang mencontoh beberapa orang yang viral dengan cara mengumpat," ucap Ketua Projo DIY, Aris Widhartanto, dalam keterangan tertulis yang diterima, Kamis (1/2/2024).
"Sebelumnya, kan ada penceramah dan akademisi yang tiba-tiba viral karena banyak mengumpat? Nah, metode yang sama sepertinya digunakan Mas Butet untuk mendapatkan perhatian publik alias viral," sambungnya.
Aris pun meyayangkan tindakan seniman asal Yogyakarta itu, yang dinilainya keji. Mengingat kapasitasnya sebagai seorang seniman besar, lanjut Aris, Butet seharusnya bisa menerjemahkan program-program dan visi misi Ganjar-Mahfud dalam bentuk karya seni yang menarik dan mendidik.
Namun, kata Aris, setiap momentum kampanye Ganjar-Mahfud, Butet justru mencaci paslon nomer urut 2 dan mengumpat Presiden.
"Padahal semua jurkam adalah representasi dari wajah para paslon yang didukungnya. Kata umpatan yang diucapkan oleh Mas Butet kan malah merugikan Mas Ganjar dan Pak Mahfud itu sendiri? Kredibilitas Mas Ganjar dan Pak Mahfud bisa ternodai dengan kata umpatan tersebut," tandasnya.
Baca Juga: Dinilai Hina Jokowi, Projo DIY Laporkan Butet ke Polda DIY
Selain itu, Aris juga mengkhawatirkan dampak lebih luas dari kata umpatan Butet tersebut. Pasalnya, video umpatan itu saat ini sudah beredar luas di media sosial dan disaksikan oleh berbagai kalangan, bahkan anak-anak.
"Kalau kata umpatan itu dianggap sebagai sebuah kebiasaan dan kewajaran, apakah kita mau anak-cucu kita sering mengumpat menirukan Mas Butet dalam keseharian mereka?" tanyanya.
"Ketika mas Butet menuding kami pansos, beliau lupa bahwa ketika satu jari menunjuk kepada orang lain, maka empat jari yang lain akan menunjuk pada diri sendiri," imbuhnya.
Sehingga, Aris yang juga mengaku sebagai salah satu penikmat karya Butet, berharap sang seniman terus menghasilkan karya yang unik, menggelitik, tapi juga mendidik.
Kendati demikian, Aris menekankan, jangan sampai karya Butet selama ini tercemar karena kata umpatan yang tidak pada tempatnya.
Kemudian, Aris mengingatkan agar relawan dan para pendukung Prabowo Subianto-Gibran Rakabumin Raka dalam kontestasi pilplres 2024, untuk tidak menghina paslon lain dan para pendukungnya.
Baca Juga: Geger Intimidasi Butet Kartaredjasa di Acara Teater, Polisi Tegas Membantah
Karena baginya, semua paslon yang berkontestasi dalam pilpres 2024 ini adalah putra bangsa yang terbaik.
"Saya sendiri sebetulnya juga penikmat karya mas Butet, jangan sampai hal tersebut tercemar karena kata umpatan yang tidak pada tempatnya," kata dia.
"Dan walaupun kami mendukung dan siap memenangkan pasangan Pak Prabowo dan Mas Gibran satu putaran, tapi kami selalu berusaha untuk tidak menghina paslon lain dan para pendukungnya. Jadi biarkanlah masyarakat yang memilih paslon yang dianggap terbaik dari yang terbaik," tuturnya.
Maka, dari kejadian viralnya Butet itu, ia berharap Pilpres ini jangan sampai digunakan untuk hal-hal yang bisa mengoyak persatuan dan persaudaraan antar anak bangsa.
"Semoga hal ini menjadi pelajaran bagi semua pendukung para paslon pada pilpres 2024 ini, agar berkampanye dengan lebih bijak, santun, dan menyenangkan, tanpa mengumpat, mencaci, dan menjelekkan paslon lain. Pilpres kan cuma ritual Demokrasi 5 tahunan, jadi jangan sampai digunakan untuk hal-hal yang bisa mengoyak persatuan anak bangsa," tutupnya.
Konten ini adalah kiriman dari Z Creators Indozone.Yuk bikin cerita dan konten serumu serta dapatkan berbagai reward menarik! Let's join Z Creators dengan klik di sini.
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi
Sumber: Press Release