Selasa, 29 APRIL 2025 • 14:10 WIB

Pelaku Pembunuhan Jemaah di Masjid Prancis Ditangkap, Diduga Islamofobia dan Tikam Korban Puluhan Kali

Author

Jemaah ditikam hingga tewas saat sedang salat di Masjid Prancis.

 

INDOZONE.ID - Tersangka pembunuhan terhadap seorang jemaah yang tengah beribadah di Masjid Prancis berhasil diamankan pihak kepolisian setempat pada Senin (29/4/2025), setelah menjadi buronan selama tiga hari.

Tersangka yang berinisial OA (21) itu membunuh seorang pria saat beribadah di Masjid Khadidja, Prancis, dengan cara menikam korban hingga puluhan kali.

OA juga merekam korban yang sedang sekarat dengan ponselnya dan diunggah melalui akun Snapchat pribadinya. 

Baca Juga: Norwegia Resmi Jalin Hubungan Diplomatik dengan Palestina, Titik Terang di Tengah Luka Gaza

Korban diketahui merupakan seorang pria berumur 22 tahun asal Mali, yang tengah menempuh pelatihan sebagai tukang kayu di Prancis, serta menjadi relawan di Masjid La Grand-Combe, Prancis Tenggara. 

Saat itu korban diketahui datang sendirian ke Masjid pada Jumat pagi untuk melakukan ibadah salat. Korban ditemukan sudah tidak bernyawa pada pagi harinya, saat jamaah Masjid mulai berdatangan.

Jaksa penuntut umum dari Kota Ales di wilayah Gard, Prancis, Abdel Krim Grini, mengatakan bahwa tersangka telah menyerahkan diri dengan mendatangi kantor polisi Italia, dekat wilayah Florence pada malam hari sekitar pukul 11.00 waktu setempat.  

"Kami sudah tahu dia meninggalkan Prancis. Hanya tinggal menunggu waktu sampai kami menangkapnya," ucap Grini seperti dilansir Reuters, Selasa (29/4/2025).

Grini juga menyampaikan bahwa Prancis akan segera memulai proses pemulangan tersangka ke negara asal perkara. Ia menjamin bahwa pihaknya akan melakukan segala cara untuk membawa tersangka kembali ke Prancis secepat mungkin.

Detik-detik pelaku bunuh jemaah di Masjid di Prancis.

Adapun motif dari pembunuhan tersebut yaitu diduga kuat karena gerakan anti muslim. Namun Grini menerangkan bahwa adanya kemungkinan motif lain sehingga pihaknya masih melakukan penyelidikan dalam.

"Motif anti-Muslim menjadi dugaan utama namun ada juga elemen dalam penyelidikan yang menunjukkan kemungkinan motif lain, seperti obsesi terhadap kematian atau keinginan untuk dianggap sebagai pembunuh berantai," pungkas Grini.

Abdallah Zekri, imam dari Masjid di Nîmes, Prancis menyampaikan kecamannya atas  Islamofobia yang berkembang di Prancis. Ratusan orang juga menggelar unjuk rasa menolak Islamofobia di Paris.

Baca Juga: Prancis Siap Akui Palestina Sebagai Negara pada Juni 2025

Lebih dari 1.000 orang terlihat mengikuti aksi diam di La Grand-Combe pada Minggu, 27 April 2025 untuk mengenang korban. Mereka berjalan dari Masjid Khadidja, tempat kejadian berlangsung menuju balai kota.

Presiden Prancis, Macron, ikut berkomentar atas kejadian pembunuhan ini. Ia menulis di media sosialnya perasaan dukacita kepada keluarga korban dan kepada warga Muslim Prancis. Macron menegaskan bahwa rasisme dan kebencian berbasis agama tidak akan pernah memiliki tempat di Prancis.

Pemerintah Prancis juga telah memerintahkan peningkatan keamanan di seluruh masjid di negara tersebut guna mengamankan keadaan.

Negara Prancis sendiri dikenal menjunjung tinggi prinsip sekularisme domestik yang disebut laïcité. Saat ini Prancis memiliki populasi Muslim terbesar di Eropa dengan jumlah lebih dari 6 juta jiwa atau sekitar 10 persen dari total keseluruhan penduduk.

Penulis: Sekar Andini Wibisono Putri

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi

Sumber: Reuters, The Guardian