Rabu, 08 JANUARI 2025 • 14:30 WIB

Upaya Penyelamatan Dilakukan Usai Gempa Tibet, Tewaskan 120 Orang Lebih

Author

Tim penyelamat menangani korban gempa bumi di Kota Shigatse, Daerah Otonomi Tibet, China.

INDOZONE.ID - Lebih dari 400 orang yang terjebak akibat gempa bumi hebat di kaki pegunungan Himalaya, telah diselamatkan.

Sementara itu, lebih dari 30.000 penduduk telah direlokasi, saat pencarian korban selamat memasuki hari kedua Rabu (8/1/2025).

Pusat gempa berkekuatan 6,8 skala Richter pada Selasa (7/1/2025), merupakan salah satu gempa terkuat di kawasan itu dalam beberapa tahun terakhir.

Gempa terjadi di Tingri, di wilayah Tibet, China, sekitar 80 km (50 mil) di utara Gunung Everest, gunung tertinggi di dunia.

Gempa ini juga mengguncang bangunan-bangunan di negara tetangga, seperti Nepal, Bhutan, dan India.

Baca Juga: Gempa Dahsyat di Tibet: 95 Korban Jiwa dan Puluhan Luka-Luka

24 jam setelah gempa terjadi, para korban yang terjebak di bawah reruntuhan, akan mengalami malam dalam suhu di bawah nol dan berisiko mengalami hipotermia dan dehidrasi.

Survei awal menunjukkan, sebanyak 3.609 rumah hancur di wilayah Shigatse, Tibet, yang dihuni 800.000 orang.

Media pemerintah China melaporkan, pada Selasa malam, lebih dari 500 orang dan 106 ambulans telah dikirim untuk membantu korban luka.

Setidaknya, 126 orang diketahui tewas dan 188 orang terluka di Tibet. Sejauh ini, tidak ada kematian yang dilaporkan di Nepal atau di tempat lain.

Tim penyelamat menangani korban gempa bumi di Kota Shigatse, Daerah Otonomi Tibet, China.

Suhu di wilayah dataran tinggi turun hingga minus 18 derajat celcius (0 derajat Fahrenheit) pada malam hari, menambah penderitaan mereka yang kehilangan tempat tinggal.

Tenda, jatah makanan, generator listrik dan perlengkapan lainnya telah mencapai lokasi pada Selasa malam, dan semua bagian jalan yang rusak akibat gempa telah dibuka kembali.

Bagian barat daya China, Nepal dan India utara sering dilanda gempa bumi yang disebabkan oleh tabrakan lempeng tektonik India dan Eurasia, mendorong laut purba yang sekarang menjadi dataran tinggi Qinghai-Tibet.

Baca Juga: Gempa Bumi Guncang Vanuatu, Kekuatan Sampai 7,4 Magnitudo

Seluruh dataran tinggi tersebut aktif secara seismik, demikian pula tepi timur dan utaranya, yang tumpang tindih dengan provinsi dan wilayah Tiongkok di Sichuan, Gansu, dan Qinghai.

Beijing, yang mengelola Tibet sebagai daerah otonom di Tiongkok, menolak kritik dari kelompok hak asasi manusia dan orang buangan yang menuduhnya menginjak-injak hak beragama dan budaya rakyat Tibet.

"Lebih dari 500 gempa susulan dengan kekuatan hingga 4,4 SR telah terjadi setelah gempa tersebut hingga pukul 8 pagi pada hari Rabu," kata Pusat Jaringan Gempa Bumi China, seperti dilansir Reuters, Rabu (8/1/2025).

Menurut Biro Gempa Provinsi Sichuan, selama 5 tahun terakhir telah terjadi 29 gempa bumi dengan kekuatan 3 atau lebih dalam, jarak 200 km dari episentrum gempa hari Selasa.

Pada tahun 2008, gempa bumi berkekuatan 8,0 skala Richter mengguncang Chengdu, Sichuan, yang menewaskan sedikitnya 70.000 orang, menjadi gempa bumi paling mematikan yang melanda China sejak gempa bumi Tangshan tahun 1976 yang menewaskan sedikitnya 242.000 orang.

Gempa hari Selasa adalah yang terburuk sejak gempa berkekuatan 6,2 skala Richter tahun 2023 yang menewaskan sedikitnya 149 orang di wilayah terpencil di barat laut negara itu.

 


Banner Z Creators.

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi

Sumber: Reuters