INDOZONE.ID - Pada hari Senin, polisi Haiti terlibat dalam bentrokan sengit dengan kelompok bersenjata yang mencoba merebut salah satu dari sedikit komunitas di ibu kota, Port-au-Prince, yang masih bebas dari kendali geng.
Solino, salah satu wilayah di kota tersebut, telah menjadi sasaran serangan sejak Kamis, memaksa banyak warga untuk meninggalkan rumah mereka dan memohon bantuan melalui siaran radio lokal.
Kepolisian Nasional Haiti mengeluarkan pernyataan pada Minggu malam, menyebutkan bahwa petugas telah berhasil menguasai sebagian wilayah Solino dan terus mengejar anggota geng yang terlibat.
Dalam sebuah video yang beredar di media sosial, para anggota geng terlihat mengangkat senjata otomatis ke udara sambil bersorak, mengklaim bahwa mereka telah menguasai sebagian besar Solino.
Mereka juga mengancam bahwa siapa pun yang bukan anggota dari koalisi geng yang dikenal dengan nama "Viv Ansanm" akan "dibakar hingga menjadi abu."
Baca Juga: Tangkal Serangan 100 Drone dengan Rudal Balistik, Rusia Lukai 17 Warga Ukraina
Selain menyerang Solino, koalisi Viv Ansanm juga melancarkan serangan di daerah lain, seperti Tabarre 27, yang telah memaksa ratusan penduduk mengungsi dalam beberapa hari terakhir.
Geng-geng yang kini mengendalikan sekitar 80% wilayah Port-au-Prince juga mulai mengancam jurnalis yang meliput peristiwa tersebut, menyebutkan nama mereka secara terbuka dan memerintahkan agar mereka dibunuh.
Viv Ansanm, yang dibentuk pada September 2023, merupakan gabungan dua federasi geng besar yang sebelumnya saling berseteru.
Koalisi ini bertanggung jawab atas serangan besar terhadap infrastruktur pemerintah sejak Februari, yang pada akhirnya memaksa Perdana Menteri Ariel Henry mengundurkan diri.
Selain itu, mereka juga menentang misi internasional yang didukung PBB, yang dipimpin oleh polisi Kenya untuk meredam kekerasan geng di Haiti.
Sejak pembentukan Viv Ansanm, bentrokan antar geng di Port-au-Prince dilaporkan menurun drastis sebesar 78% antara Maret dan Agustus 2023.
Meski demikian, laporan ACLED memperingatkan bahwa koalisi ini akan terus bertahan, terutama selama masih ada ancaman dari pasukan keamanan internasional.
Baca Juga: Presiden Brasil Membatalkan Kunjungan ke BRICS Setelah Alami Pendarahan Otak Ringan Akibat Terjatuh
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi
Sumber: Japan Today