INDOZONE.ID - Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) berencana mengevakuasi 1.000 wanita dan anak-anak dari Gaza yang membutuhkan perawatan medis mendesak.
Langkah ini dilakukan sebagai bagian dari upaya untuk membantu penduduk Palestina yang terkena dampak serius akibat konflik berkepanjangan di wilayah tersebut.
Komitmen Evakuasi Medis dari Gaza ke Eropa
Sebanyak 1.000 wanita dan anak-anak yang memerlukan perawatan medis mendesak akan dipindahkan dari Gaza ke negara-negara Eropa dalam beberapa bulan ke depan.
Hans Kluge, kepala WHO wilayah Eropa, mengungkapkan bahwa Israel telah berkomitmen untuk memungkinkan evakuasi medis ini dengan dukungan WHO dan negara-negara di Uni Eropa.
Langkah ini diambil di tengah pengepungan Israel atas wilayah Gaza yang hancur akibat perang.
Evakuasi ini menunjukkan komitmen WHO dan negara-negara Eropa dalam menyediakan bantuan kesehatan bagi mereka yang membutuhkan, meski situasi politik dan keamanan di Gaza sangat memprihatinkan.
Baca Juga: Hamas Akan Memilih Pemimpin Baru dari Luar Gaza Setelah Kematian Yahya Sinwar
Tuduhan Serangan Terhadap Fasilitas Kesehatan di Gaza
Sebelumnya, PBB menuduh Israel secara sengaja menyerang fasilitas kesehatan di Gaza dan menargetkan petugas medis.
Tuduhan ini mencakup tindakan pembunuhan dan penyiksaan yang disebut sebagai "kejahatan terhadap kemanusiaan".
Rik Peeperkorn, perwakilan WHO di wilayah Palestina yang diduduki, menyebutkan bahwa pada bulan Mei sekitar 10.000 orang di Gaza memerlukan evakuasi medis segera.
Baca Juga: Biden dan Harris Sebut Kematian Pemimpin Hamas Yahya Sinwar Berpotensi Akhiri Perang di Gaza
WHO Eropa Fasilitasi Ratusan Evakuasi
Sejak pecahnya konflik terbaru di Gaza pada Oktober 2023, WHO cabang Eropa telah berhasil memfasilitasi evakuasi 600 pasien dari Gaza ke tujuh negara Eropa.
Kluge menekankan pentingnya dialog yang terus terbuka untuk memastikan upaya kemanusiaan seperti ini bisa terus berjalan.
Ia juga menekankan bahwa kesehatan harus tetap netral dan tidak dipolitisasi, khususnya dalam situasi konflik seperti di Gaza dan Ukraina.
Serangan Terhadap Pusat Kesehatan di Ukraina
Tidak hanya di Gaza, WHO juga mencatat lebih dari 2.000 serangan terhadap pusat kesehatan di Ukraina sejak invasi Rusia pada Februari 2022.
Kluge menyoroti bahwa setiap serangan terhadap fasilitas kesehatan harus terus dikecam keras dan tidak boleh dianggap sebagai hal yang normal. Serangan-serangan ini menghambat upaya medis di wilayah konflik dan memperburuk situasi kesehatan masyarakat.
Tantangan Kesehatan di Tengah Musim Dingin Ukraina
Kluge juga mengungkapkan kekhawatirannya terkait musim dingin ketiga perang di Ukraina. Dengan rusaknya sekitar 80 persen infrastruktur energi di negara tersebut, rumah sakit dan fasilitas medis lainnya akan menghadapi tantangan besar.
Para petugas medis sering kali harus bekerja dalam kondisi yang sangat sulit, termasuk operasi yang dilakukan dengan penerangan seadanya.
Langkah WHO untuk mengevakuasi wanita dan anak-anak dari Gaza menunjukkan pentingnya menjaga kesehatan sebagai prioritas, bahkan di tengah konflik.
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi
Sumber: Channelnewsasia.com