INDOZONE.ID - Presiden Palestina, Mahmoud Abbas, meminta masyarakat internasional untuk segera menghentikan pengiriman senjata ke Israel guna mengakhiri konflik yang berkepanjangan di Tepi Barat dan Gaza.
Abbas menyoroti peran penting Amerika Serikat yang terus mendukung Israel dalam konflik ini.
Dalam pidatonya di Sidang Umum PBB pada 26 September 2024, Abbas mengkritik tindakan Washington yang memberikan perlindungan diplomatik dan suplai senjata kepada Israel, meskipun jumlah korban jiwa di Gaza terus meningkat, dengan total mencapai 41.534 orang menurut data Kementerian Kesehatan di Gaza yang dikelola Hamas.
"Hentikan kejahatan ini sekarang juga. Jangan lagi ada pembunuhan anak-anak dan perempuan. Ini adalah genosida. Berhentilah mengirim senjata ke Israel. Kegilaan ini tidak bisa dibiarkan berlanjut. Dunia harus bertanggung jawab atas apa yang terjadi di Gaza dan Tepi Barat," ujar Abbas dalam pidatonya di hadapan PBB.
Lebih dari 2,4 juta warga Gaza telah mengungsi akibat perang yang dipicu oleh serangan Hamas pada 7 Oktober 2023, dengan banyak di antara mereka berlindung di gedung-gedung sekolah.
Abbas juga menuding Amerika Serikat sebagai satu-satunya negara yang mendukung berlanjutnya konflik dengan menggunakan hak veto di Dewan Keamanan PBB.
Baca Juga: Saat Ini Masjid Jogokariyan Donasikan 4,2 Miliar Bantuan ke Palestina
Menurut Abbas, Amerika terus menyediakan senjata yang digunakan Israel untuk menewaskan ribuan warga sipil, termasuk anak-anak dan perempuan.
"Tindakan ini hanya memperkuat agresi Israel," tambahnya, sambil menegaskan bahwa Israel "tidak pantas" menjadi anggota PBB.
Amerika Serikat, sebagai sekutu utama Israel, telah memberikan bantuan miliaran dolar dan peralatan militer.
Serangan Hamas pada 7 Oktober 2023 menewaskan 1.205 orang di pihak Israel, mayoritas warga sipil.
Dari 251 orang yang diculik pada hari itu, 97 orang masih disandera di Gaza, termasuk 33 orang yang disebut oleh militer Israel telah tewas.
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi
Sumber: Channelnewsasia.com