Sabtu, 05 OKTOBER 2024 • 12:36 WIB

Geng Haiti Membantai Sedikitnya 70 Orang Saat Ribuan Orang Mengungsi

Author

Polisi Berpatroli Setelah Membubarkan Demonstran Pasca Serangan Geng di Port-au-Prince, Haiti (19 Agustus 2024)

INDOZONE.ID - Anggota geng bersenjata menyerbu sebuah kota di kawasan lumbung pangan Haiti, menewaskan sedikitnya 70 orang dan memaksa lebih dari 6.000 penduduk untuk mengungsi.

Serangan ini mengejutkan bahkan bagi Haiti yang kerap dilanda kekerasan. Serangan brutal terjadi pada Kamis dini hari di Pont-Sonde, wilayah pertanian di Artibonite, Haiti bagian barat.

Pemimpin geng Gran Grif, Luckson Elan, mengaku bertanggung jawab atas pembantaian tersebut, dengan menyebutnya sebagai aksi balas dendam karena warga tetap diam saat pasukan keamanan membunuh anak buahnya.

Menurut badan migrasi PBB, sekitar 6.270 orang telah melarikan diri dari rumah mereka, dengan sebagian besar berlindung di rumah-rumah keluarga di Saint-Marc dan kota-kota sekitarnya, sementara yang lain tinggal di kamp-kamp sementara.

Anggota geng tersebut membakar puluhan rumah dan kendaraan, menjadikan ini salah satu serangan paling mematikan dalam beberapa tahun terakhir di Haiti. Pemerintah setempat menyatakan bahwa tindakan brutal ini adalah ancaman bagi seluruh bangsa Haiti.

Perdana Menteri Garry Conille menegaskan bahwa pasukan keamanan telah memperkuat kehadiran mereka di wilayah tersebut untuk mengendalikan situasi.

Baca Juga: Militer Ukraina Mundur dari Kota Vuhledar di Wilayah Timur, Setelah 2 Tahun Pertempuran Intens

Seorang juru bicara kepolisian nasional Haiti mengatakan bahwa direktur kepolisian di wilayah Artibonite telah digantikan, dan bala bantuan telah dikerahkan untuk memulihkan ketertiban di daerah tersebut.

Kekerasan yang semakin memburuk ini mencerminkan situasi di Haiti, di mana geng bersenjata telah menguasai sebagian besar wilayah Port-au-Prince dan sekitarnya, menyebabkan kelaparan dan pengungsian massal.

Dukungan internasional yang diharapkan untuk menanggulangi krisis ini belum memadai, dan negara-negara tetangga seperti Republik Dominika dan Amerika Serikat terus mendeportasi migran kembali ke Haiti.

Organisasi hak asasi manusia RNDDH memperkirakan jumlah korban tewas kemungkinan lebih tinggi karena banyak keluarga yang terbunuh dalam serangan tersebut.

Kekerasan geng ini telah lama mengancam wilayah Artibonite, terutama karena geng-geng tersebut sering memeras petani, mencuri hasil panen, dan memaksa mereka meninggalkan lahan mereka, yang menyebabkan kelangkaan pangan dan melonjaknya harga.

Hingga kini, upaya penegakan hukum untuk menghentikan aksi geng di Haiti masih minim, dengan jumlah korban kekerasan geng di seluruh negara mencapai lebih dari 3.600 orang sejak awal tahun, menurut data PBB.

Baca Juga: Presiden Iran Ingin Perdamaian Namun Ancam Israel Jika Berani Membalas: Akan Kamu Balas Lebih Keras

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi

Sumber: Reuters

Author
TERPOPULER
TAG POPULER
BERITA TERKAIT
BERITA TERBARU
Tentang Kami Redaksi Info Iklan Kontak Pedoman Media Siber Kode Etik Jurnalistik Pedoman AI dari Dewan Pers Karir