INDOZONE.ID - Gaza mengalami pemadaman komunikasi total yang ketiga kalinya sejak dimulainya perang. Sementara militer Israel mengumumkan pada hari Minggu (5/11/2023) malam bahwa mereka telah mengepung Kota Gaza dan membagi wilayah pantai yang terkepung itu menjadi dua.
"Hari ini ada Gaza utara dan Gaza selatan," kata Laksamana Muda Daniel Hagari kepada para wartawan, dan menyebutnya sebagai "tahap yang signifikan" dalam perang Israel melawan kelompok militan Hamas yang menguasai daerah tersebut.
Media Israel melaporkan bahwa pasukan Israel diperkirakan akan memasuki Kota Gaza dalam waktu 48 jam. Ledakan-ledakan kuat terlihat di Gaza utara setelah malam tiba.
Baca Juga: Israel Serang Generator Listrik Rumah Sakit Lansia di Gaza
Runtuhnya konektivitas di seluruh Gaza, yang dilaporkan oleh kelompok advokasi akses internet NetBlocks.org dan dikonfirmasi oleh perusahaan telekomunikasi Palestina, Paltel, membuatnya semakin sulit untuk menyampaikan rincian tahap baru serangan militer.
"Kami telah kehilangan komunikasi dengan sebagian besar anggota tim UNRWA," kata juru bicara badan pengungsi Palestina PBB, Juliette Touma, kepada The Associated Press.
Pemadaman listrik di Gaza yang pertama berlangsung selama 36 jam dan yang kedua selama beberapa jam.
Sebelumnya pada hari Minggu, pesawat-pesawat tempur Israel menghantam dua kamp pengungsi di pusat Gaza, menewaskan sedikitnya 53 orang dan melukai puluhan lainnya, kata para pejabat kesehatan.
Israel mengatakan akan terus melanjutkan serangannya untuk menghancurkan Hamas, meskipun Amerika Serikat telah meminta agar ada jeda sejenak untuk memberikan bantuan kepada warga sipil yang membutuhkan.
Kementerian Kesehatan Gaza yang dikelola Hamas mengatakan lebih dari 9.700 warga Palestina telah terbunuh di wilayah itu dalam hampir sebulan perang, lebih dari 4.000 di antaranya adalah anak-anak dan anak di bawah umur.
Jumlah tersebut kemungkinan akan terus bertambah seiring dengan gerak maju pasukan Israel ke daerah-daerah perkotaan yang padat.
Serangan udara menghantam kamp pengungsi Maghazi semalam, menewaskan setidaknya 40 orang dan melukai 34 orang lainnya, kata Kementerian Kesehatan. Kamp tersebut berada di zona di mana militer Israel telah mendesak warga sipil Palestina untuk mengungsi.
Arafat Abu Mashaia, yang tinggal di kamp tersebut, mengatakan bahwa serangan udara Israel telah meratakan beberapa rumah bertingkat yang menjadi tempat berlindung bagi mereka yang dipaksa keluar dari wilayah lain di Gaza.
"Itu benar-benar pembantaian," katanya.
Namun tidak ada komentar langsung dari militer Israel.
Serangan udara lainnya menghantam sebuah rumah di dekat sebuah sekolah di kamp pengungsi Bureij di Gaza tengah.
Staf di Rumah Sakit Al-Aqsa mengatakan kepada AP bahwa sedikitnya 13 orang tewas. Kamp tersebut juga diserang pada hari Kamis.
Meskipun ada seruan dan demonstrasi di luar negeri, Israel tetap melanjutkan pengebomannya di Gaza, dengan mengatakan bahwa mereka menargetkan Hamas dan menuduh Hamas menggunakan warga sipil sebagai perisai manusia.
Baca Juga: Israel Meluncurkan Rudal ke Kamp Pengungsian di Jalur Gaza: RS Indonesia di Gaza Penuh Jenazah!
Para kritikus mengatakan bahwa serangan Israel sangat tidak proporsional, mengingat banyaknya warga sipil yang terbunuh.
Konten ini adalah kiriman dari Z Creators Indozone.Yuk bikin cerita dan konten serumu serta dapatkan berbagai reward menarik! Let's join Z Creators dengan klik di sini.
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi
Sumber: Z Creators