Minggu, 22 JUNI 2025 • 19:14 WIB

B-2, GBU-57, dan Tomahawk: Senjata Rahasia AS Dilepaskan ke Jantung Nuklir Iran

Author

Kapal Selam USS Nimitz

INDOZONE.ID - Amerika Serikat baru saja melancarkan serangan militer terkoordinasi berskala besar yang menyasar fasilitas nuklir utama milik Iran. Dalam operasi ini, Washington memanfaatkan teknologi militer paling mutakhir untuk menghancurkan target-target strategis di wilayah Iran yang menjadi pusat program nuklir negara tersebut.

Serangan ini tidak hanya menjadi bukti kekuatan militer AS, tetapi juga menandai peningkatan eskalasi ketegangan yang signifikan di kawasan Timur Tengah. Fasilitas nuklir vital Iran mengalami kerusakan besar akibat serangan presisi menggunakan pembom strategis B-2 Spirit dan rudal jelajah jarak jauh Tomahawk yang diluncurkan dari kapal perang Angkatan Laut AS.

Informasi ini diungkapkan oleh jurnalis Fox News, Sean Hannity, berdasarkan perbincangannya langsung dengan Presiden Donald Trump. Ia menyebutkan bahwa dalam misi tersebut digunakan antara lima hingga enam bom penghancur bunker, jauh melampaui perkiraan awal yang hanya menyebutkan dua bom.

Fasilitas yang menjadi target utama adalah kompleks nuklir Natanz dan Stefan, yang dihantam oleh sekitar 30 rudal Tomahawk dari jarak sekitar 640 kilometer. Fokus serangan difokuskan pada pabrik Fordow, yang merupakan pusat dari program nuklir Iran.

Mengutip pernyataan dari sumber yang disebutkan oleh Fox News, fasilitas tersebut telah “hancur total”. Klaim ini diperkuat oleh Presiden Trump yang menyatakan dalam unggahannya, “Fordow sudah tidak ada lagi.”

Sebelum serangan dilakukan, AS telah mengerahkan kekuatan militer yang signifikan ke wilayah Timur Tengah. Di antaranya termasuk kapal induk USS Nimitz, jet tempur F-16, F-22, dan F-35, serta pesawat pengebom siluman B-2. Pesawat-pesawat ini melaksanakan misi dan kembali ke wilayah Pasifik segera setelah operasi dinyatakan selesai.

Presiden Trump menegaskan bahwa tujuan utama operasi ini bukanlah untuk mencapai gencatan senjata, melainkan kemenangan penuh.

Dalam kutipannya yang dilaporkan oleh Fox News, ia menyatakan:
Kami tidak mencari gencatan senjata. Kami mencari kemenangan total dan menyeluruh. Sekali lagi, Anda tahu apa itu kemenangan: tidak ada senjata nuklir.

Baca juga: Fordow: Bunker Nuklir Tak Tertembus di Iran yang Mengubah Dinamika Keamanan Timur Tengah

Analisis Persenjataan: Bom dan Rudal yang Digunakan

1. Bom Penghancur Bunker GBU-57

Operasi AS terhadap Iran secara rinci

Senjata yang digunakan dalam operasi ini termasuk bom penghancur bunker GBU-57, salah satu bom paling kuat dalam arsenal militer AS, yang dirancang untuk menghancurkan target bawah tanah yang diperkuat.

Detail teknis GBU-57:

  • Daya penetrasi: Bisa menembus hingga 200 meter beton bertulang

  • Hulu ledak: Bahan peledak berkekuatan tinggi dengan detonasi tertunda

  • Sistem panduan: GPS presisi tinggi dan koreksi arah penerbangan

2. Rudal Jelajah Tomahawk

Rudal Tomahawk Oleh Angkatan Laut Amerika Serikat

Sebanyak 30 rudal Tomahawk digunakan dalam operasi ini. Rudal ini menjadi andalan Angkatan Laut AS karena jangkauannya yang jauh dan presisi tinggi.

Spesifikasi rudal Tomahawk:

  • Jarak tempuh: Hingga 2.500 kilometer (versi terbaru)

  • Kecepatan: 880 km/jam (subsonik)

  • Hulu ledak: 450 kg bahan peledak konvensional

  • Sistem panduan: Navigasi inersia, GPS, serta pemetaan medan

  • Tingkat akurasi: Margin kesalahan kurang dari 10 meter

  • Peluncur: Kapal selam kelas Virginia dan Los Angeles, serta kapal perusak kelas Arleigh Burke

3. Pembom Siluman B-2 Spirit

Pesawat Pengebom B-2 Spirit

Keterlibatan tiga unit B-2 Spirit dalam operasi ini menandakan penggunaan kekuatan udara maksimal. Masing-masing B-2 mampu membawa dua bom penghancur bunker.

Kemampuan teknis B-2 Spirit:

  • Teknologi siluman: Hampir tidak terdeteksi radar

  • Jangkauan: 11.000 kilometer tanpa pengisian bahan bakar

  • Kapasitas muatan: Hingga 23.000 kilogram senjata

  • Awak pesawat: Dua pilot dengan durasi terbang hingga 44 jam non-stop

Operasi ini menjadi penanda perubahan besar dalam pendekatan kebijakan luar negeri Amerika terhadap Iran.Hancurnya fasilitas seperti Fordow memberikan pukulan berat terhadap program nuklir Iran, yang selama lebih dari satu dekade menjadi subjek sanksi dan diplomasi internasional.

Baca juga:  Krisis Energi Mengancam Eropa Akibat Ketegangan Memanas antara Iran dan Israel

Lebih dari sekadar demonstrasi kekuatan, operasi ini menunjukkan kemampuan militer AS dalam melakukan serangan jarak jauh terhadap target yang sangat dijaga ketat. Hal ini sekaligus mengirim sinyal kepada negara-negara lain tentang kekuatan teknologi militer yang dimiliki Amerika Serikat.

Kini, Iran dihadapkan pada dua pilihan besar: membalas dengan kekuatan militer dan berisiko memperluas konflik, atau memilih jalur diplomasi dengan menandatangani perjanjian damai serta komitmen nonproliferasi nuklir, seperti yang diharapkan oleh Presiden Trump.

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi

Sumber: Euronews.com

TERPOPULER
TAG POPULER
BERITA TERKAIT
BERITA TERBARU
Tentang Kami Redaksi Info Iklan Kontak Pedoman Media Siber Kode Etik Jurnalistik Pedoman AI dari Dewan Pers Karir