INDOZONE.ID - Pada hari Selasa, Tiongkok mengumumkan kebijakan baru yang melarang ekspor galium, germanium, antimon, dan material berteknologi tinggi lainnya ke Amerika Serikat.
Langkah ini diambil sebagai respons terhadap kebijakan pembatasan ekspor semikonduktor yang diberlakukan oleh AS terhadap perusahaan-perusahaan Tiongkok. Material tersebut memiliki aplikasi strategis, termasuk dalam sektor militer, teknologi tinggi, dan energi terbarukan.
Keputusan ini diumumkan oleh Kementerian Perdagangan Tiongkok setelah pemerintah AS memperluas daftar perusahaan Tiongkok yang dikenai kontrol ekspor untuk peralatan pembuatan chip komputer, perangkat lunak, dan chip memori bandwidth tinggi.
Chip tersebut merupakan elemen penting dalam pengembangan teknologi canggih, termasuk kecerdasan buatan dan superkomputer.
Langkah Tiongkok tidak hanya mencakup galium dan germanium, tetapi juga antimon dan material superkeras seperti berlian sintetis. Material ini digunakan secara luas dalam industri alat berat, rem cakram, baterai, hingga aplikasi militer.
Sebagai penghasil terbesar galium dan germanium di dunia, kebijakan ini berpotensi mengganggu pasokan global dan menambah tekanan pada hubungan perdagangan antara kedua negara.
Baca Juga: Presiden Yoon Suk-yeol Mengumumkan Pidato Darurat Militer, Ini Keputusan Parlemen Korsel
Pada bulan Juli 2023, Tiongkok mulai mewajibkan eksportir untuk mengajukan lisensi ekspor galium dan germanium. Kemudian, pada Agustus, pembatasan diperluas ke material seperti antimon dan grafit, serta teknologi peleburan dan pemisahan terkait.
Kebijakan ini menjadi bagian dari strategi Tiongkok untuk melindungi kepentingan industrinya sambil merespons tekanan dari AS. Ketegangan meningkat ketika AS menambahkan 140 perusahaan Tiongkok ke daftar entitas yang tunduk pada kontrol ekspor ketat.
Tiongkok memprotes kebijakan tersebut, menilai bahwa langkah itu merugikan stabilitas rantai pasok global dan melanggar prinsip persaingan yang sehat. Berbagai asosiasi industri di Tiongkok pun mengkritik pembatasan ini, menyebutnya sebagai hambatan bagi perdagangan internasional dan peningkatan biaya bagi perusahaan-perusahaan AS.
Sebagai penyedia utama galium dan germanium, Tiongkok memiliki peran strategis dalam pasar global. Menurut data Survei Geologi AS, sekitar 50% impor galium dan germanium AS berasal dari Tiongkok.
Pada tahun 2022, Tiongkok mengekspor 23 metrik ton galium dan memproduksi 600 metrik ton germanium per tahun. Kebijakan baru ini dapat mengubah dinamika rantai pasok global dan memengaruhi industri teknologi di seluruh dunia.
Dua kekuatan ekonomi terbesar dunia ini terus memperdebatkan alasan keamanan nasional sebagai justifikasi untuk pembatasan ekspor masing-masing.
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi
Sumber: The Korea Times