Kategori Berita
Media Network
Senin, 14 OKTOBER 2024 • 18:28 WIB

Makin di Luar Batas, Israel Cegat Logistik PBB di Lebanon 

Serangan Israel di Beirut, Lebanon.

Pada Minggu malam, Juru Bicara PBB Stephane Dujarric mengatakan, “pasukan penjaga perdamaian UNIFIL tetap berada di semua posisi dan bendera PBB akan terus berkibar.”

''Sekretaris Jenderal telah mengkonfirmasi bahwa personel UNIFIL dan lokasi mereka Dia menegaskan kembali bahwa mereka harus Ia mengatakan serangan terhadap pasukan penjaga perdamaian merupakan pelanggaran terhadap hukum internasional, termasuk hukum kemanusiaan internasional, dan mungkin merupakan kejahatan perang,” tambahnya.

Israel mengklaim, Unifil telah gagal menegakkan resolusi PBB yang berusia 20 tahun yang seharusnya memastikan penarikan milisi kuat Hizbullah Lebanon, yang bersekutu dengan Iran,  dari wilayah perbatasan.

Selang Tiga minggu setelah konflik bertahun-tahun antara Israel dan Hizbullah  meningkat menjadi perang, 10.000 pasukan UNIFIL dari 50 negara menolak meninggalkan 29 posisi di Lebanon selatan.

Sejak Israel menginvasi Lebanon pada 1 Oktober, pasukan Israel telah berulang kali menembaki pekerja medis, petugas pertolongan pertama, dan penjaga perdamaian UNIFIL, sehingga memicu kecaman internasional.

Hizbullah mulai menembaki Israel sehari setelah serangan Hamas pada  7 Oktober yang memicu perang baru, seolah-olah merupakan bentuk solidaritas dengan kelompok Palestina. 

Baca Juga: Tentara Israel Bakar Warga Palestina Hidup-hidup di Pengungsian Rumah Sakit Al Aqsa

IDF menuduh Hizbullah menggunakan ambulans, untuk mengangkut pejuang dan senjata. IDF pun mengatakan Hizbullah beroperasi di dekat pasukan penjaga perdamaian, tetapi tidak memberikan bukti.

Hubungan antara Israel dan PBB telah mencapai titik terendah sejak serangan Hamas pada 7 Oktober 2023. Israel menyerukan penutupan Unrwa, organisasi global yang menangani pengungsi Palestina menuduhnya mempekerjakan gen hamas.

PBB telah memecat sembilan anggota staf yang terlibat dalam serangan 7 Oktober itu. Akan tetapi, penyelidikan menemukan bahwa Israel tidak memberikan bukti apa pun untuk mendukung klaim utamanya.

Menteri Luar Negeri Israel ,Israel Katz, menegaskan pada hari Minggu, bahwa Guterres ditolak masuk karena apa yang disebut Katz sebagai "perilaku anti-Semit dan anti-Israel”.

Di tempat lain, di Lebanon, pada malam hari, pasukan Israel mengebom masjid dan bangunan tempat tinggal, menewaskan sedikitnya tiga orang dan melukai puluhan orang, setelah menyerang beberapa desa pada Sabtu yang menewaskan 15 orang. IDF mengatakan pihaknya telah menyerang 200 markas Hizbullah dalam 24 jam terakhir.

Hizbullah melancarkan serangan roket di Israel utara dan tengah pada hari Minggu, yang sebagian besar  dicegat oleh sistem pertahanan udara Israel. 

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi

Sumber: The Guardian

BERITA TERKAIT
BERITA TERBARU

Makin di Luar Batas, Israel Cegat Logistik PBB di Lebanon 

Link berhasil disalin!