Jurnalis di Gaza tewas dalam serangan udara Israel saat melakukan liputan
INDOZONE.ID - Lebih dari 50 jurnalis media asing mengirim surat terbuka kepada pemerintah Israel dan Mesir untuk memberi akses meliput langsung di Gaza.
Melansir dari Al Jazeera, beberapa jurnalis dari media utama di AS dan Inggris seperti Sky News dan BBC News juga turut bergabung aksi tersebut.
Dalam surat tersebut, para wartawan meminta kedua negara tersebut mengizinkan masuk ke Gaza melalui kota Rafah.
"Kami mendesak pemerintah Israel dan Mesir untuk mengizinkan akses bebas dan tak terbatas ke Gaza untuk semua media asing," tulis surat tersebut.
Sejak perang kembali meletus, Al Jazeera mengungkap hanya beberapa jurnalis asing yang diizinkan masuk ke Gaza. Namun, para jurnalis ini tidak diperbolehkan mengakses informasi dari orang-orang Palestina.
"Kita semua harus mempertanyakan mengapa ini masih terjadi hampir lima bulan setelah pengeboman paling parah terjadi dalam beberapa dekade. Hal ini mempengaruhi pandangann tentang apa yang sedang terjadi di dalam," kata jurnalis Sky News, Crawford.
Baca Juga: Serangan Israel Bikin Jurnalis asal Palestina Ini Kehilangan Hampir Seluruh Keluarganya
Sementara itu, sejak 7 Oktober banyak dari serangan Israel menyasar kepada para pekerja media di Gaza. Selama lima bulan, Israel tercatat telah membunuh 99 jurnalis, 92 di antaranya merupakan warga Palestina.
Bahkan Komite Perlindungan Jurnalis (CPJ) menyebut perang Gaza sebagai perang paling mematikan bagi pekerja media yang terjadi pada era modern.
Penulis: Gina Nurulfadilah
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi
Sumber: Al Jazeera