Hussein Al-Tanani, warga yang berlindung di sebuah sekolah PBB bersama keluarganya, mengatakan komputernya dan sejumlah besar uang tunai dicuri setelah tentara menggerebek rumahnya di utara Kota Gaza.
Tindakan brutal tentara Israel tak hanya dilakukan di lapangan, tetapi juga di media sosial. Mereka sering memposting video dan foto saat melakukan tindakan kekerasan dan penjarahan, bahkan dengan bangga.
Meski demikian, otoritas Israel belum memberikan tanggapan resmi terkait tuduhan tersebut. Hingga saat ini, satu-satunya pernyataan yang dikeluarkan oleh juru bicara militer Israel, Daniel Hagari, hanya menjanjikan tindakan disipliner dalam beberapa kasus.
Praktik penjarahan oleh tentara Israel bukanlah hal baru dalam konflik di Gaza. Sejumlah kasus serupa juga terjadi selama konflik sebelumnya, menyoroti perlunya penyelidikan independen dan mekanisme pertanggungjawaban untuk mencegah pelanggaran hak asasi manusia yang serupa di masa depan.
Kejahatan perang seperti penjarahan merupakan pelanggaran hukum internasional dan tidak dapat ditoleransi dalam konteks konflik bersenjata apapun.
Dengan demikian, perlu ada upaya bersama untuk menuntut pertanggungjawaban dan keadilan bagi para korban serta pencegahan pelanggaran serupa di masa mendatang.
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi
Sumber: The New Arab