Menyadari permasalahan tersebut, pemerintah mengadakan pertemuan para kepala lembaga untuk memperbaiki sistem bisnis adopsi.
Pada pertemuan ini, konten seperti 'Sejumlah besar real estat diperoleh dengan hasil dari agen adopsi', 'Kami membuang banyak uang untuk biaya penjualan yang besar', dan 'Kami menerima banyak uang dari orang tua angkat sebagai bayaran', dan sebagainya pun menjadi bahasan.
Seorang profesor kesejahteraan sosial di Universitas Soongsil yang bekerja di Holt pada tahun 1980an Noh Hye-ryeon, berkata, “Tampaknya pemerintah Korea menggunakan anak-anak untuk diplomasi melawan negara-negara Nordik, yang memiliki permintaan adopsi yang besar".
Jung Fierens (47), yang diadopsi oleh orang Belgia pada tahun 1977 mengatakan, sangat mengejutkan bahwa pemerintah Korea pada saat itu menutup mata terhadap praktik adopsi yang salah.
Padahal, praktik ini menyebabkan kerugian besar bagi puluhan orang dari ribuan anak, keluarga, dan orang tua angkat.
“Jika pemerintah Korea mengambil tindakan yang diperlukan, anak angkat seperti saya tidak akan dipisahkan dari orang tua kandungnya dan dibawa ke negara di belahan dunia lain,” katanya.
Writer: Putri Octavia Saragih
Konten ini adalah kiriman dari Z Creators Indozone. Yuk bikin cerita dan konten serumu serta dapatkan berbagai reward menarik! Let's join Z Creators dengan klik di sini.
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi
Sumber: Hankyoreh