Kategori Berita
Media Network
Senin, 26 FEBRUARI 2024 • 19:05 WIB

Pemerintah Korea Masa Lalu Diduga Terlibat Perdagangan Anak Internasional Berkedok Adopsi

Ilustrasi.

INDOZONE.ID - Komite Kebenaran dan Rekonsiliasi sedang melakukan penyelidikan besar-besaran untuk mengungkap tuduhan tindakan ilegal yang dilakukan oleh lembaga adopsi dan keterlibatan pemerintah Korea masa lalu, dalam kasus perdagangan manusia berkedok adopsi internasional anak-anak yang terjadi antara tahun 1970-an sampai 1990-an.

Penyelidikan ini dibuka kembali seiring dengan terungkapnya sebuah dokumen berisi percakapan antara Konsul Belgia Vanhove saat bertemu dengan Direktur Departemen Perempuan dan Anak Kementerian Kesehatan dan Sosial Republik Korea pada 2 Mei 1978.

Saat itu, Konsul Belgia melaporkan adanya dugaan perdagangan anak-anak Korea secara ilegal. Namun, pada saat itu pemerintah Korea justru cuek dan menyebut dugaan ini sebagai 'masalah tingkat swasta'.

Tidak hanya itu, dari dokumen yang kini dimiliki Arsip Nasional Korea ini, pemerintah juga menunjukkan bahwa pemerintah Korea di masa lalu berada di balik penyebaran adopsi ilegal di luar negeri.

Pemerintah asing pun telah memprotes praktik pemerintah Korea yang menerima uang dari lembaga adopsi sebagai imbalan atas adopsi dan mendesak adanya perbaikan.

Menurut dokumen terkait 'adopsi internasional anak yatim piatu' yang disiapkan oleh Kementerian Luar Negeri antara tahun 1974 dan 1981, pemerintah Belgia pada saat itu mengangkat beberapa isu seputar adopsi anak yatim Korea di luar negeri.

Di antaranya adalah praktik perdagangan anak-anak, termasuk keterlibatan broker ilegal, namun pemerintah Korea menutup mata.

Karena tidak ada respon dan justru seolah tutup mata, Pemerintah Belgia menjadi putus asa bahkan meminta pertemuan dengan Presiden Park Chung Hee yang menjabat pada tahun 1961 – 1979.

“Saya sudah memberi saran kepada duta besar Korea, tapi tidak ada tindakan yang diambil,” kata Konsul Belgia dalam dokumen tersebut, dikutip Hankyoreh, Senin (26/2).

Pada tanggal 1 Mei 1978, Vanhove, konsul Belgia di Korea bahkan telah bertemu dengan Direktur Biro Urusan Eropa di Kementerian Luar Negeri Korea.

“Seorang wanita kelahiran Lebanon bernama Born, yang bekerja dengan Holt Asosiasi Kesejahteraan Anak, adalah 1. Menjual anak-anak yatim piatu asal Korea (ke Belgia) dengan harga US$800 hingga US$1.200 per orang,” katanya.

Baca Juga: Pemerintah Korea Selatan Ancam Cabut Izin Medis Dokter Jika Protes Berlanjut Sampai Akhir Februari

Karena hal ini, Konsul Belgia itu pun telah bertekad untuk bertemu Presiden Park Chung Hee dan menyampaikan permasalahan mendesak ini kepadanya. 

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi

Sumber: Hankyoreh

BERITA TERKAIT
BERITA TERBARU

Pemerintah Korea Masa Lalu Diduga Terlibat Perdagangan Anak Internasional Berkedok Adopsi

Link berhasil disalin!