Kategori Berita
Media Network
Minggu, 25 FEBRUARI 2024 • 16:15 WIB

Parlemen Inggris Ricuh saat Bahas Gencatan Senjata di Gaza

INDOZONE.ID - Puluhan anggota parlemen Inggris melakukan aksi walk out saat membicarakan upaya gencatan senjata di Gaza pada Rabu 21 Februari 2024 lalu.

Dilansir Reuters, puluhan anggota dewan itu keluar dari ruangan dengan emosi bergejolak, saat tiga partai politik terbesar adu argumen dalam pemungutan suara mengenai gencatan senjata di Gaza.
 
Keributan akhirnya pecah usai Ketua Parlemen mengeluarkan keputusan kontroversial. 
 
Ketua Parlemen mengabaikan preseden dan mengizinkan voting yang diajukan oposisi, yaitu Partai Buruh.
 
Anggota parlemen dari Partai Konservatif yang berkuasa dan Partai Nasional Skotlandia (SNP) yang oposisi, kemudian walk out sebagai bentuk protes.
 
Beberapa anggota parlemen juga mengambil langkah yang jarang terjadi, yaitu mengadakan sidang secara tertutup.
 
Ketua Parlemen, Lindsay Hoyle akhirnya meminta maaf karena membuat keputusan untuk mengizinkan para anggota parlemen memberikan suara atas berbagai pandangan.
 
 
"Sangat disesalkan dan saya meminta maaf atas keputusan tersebut. Saya tidak ingin berakhir seperti ini," kata Hoyle seperti dilansir Reuters, Minggu (25/2/2024).
 
Partai Buruh, yang diperkirakan akan memenangkan pemilu yang akan diadakan akhir tahun ini, telah dilanda pertikaian internal mengenai kebijakan mereka terhadap konflik Timur Tengah sejak serangan 7 Oktober oleh Hamas, yang berujung pada invasi Israel ke Gaza.
 
Perdebatan di parlemen diprakarsai oleh SNP, yang mengajukan mosi yang menyerukan gencatan senjata segera. 
 
Partai Buruh dan Partai Konservatif, yang sama-sama mendukung Israel dan menyatakan keprihatinan atas tindakannya di Gaza, kemudian mengajukan amandemen, dengan berbagai syarat yang menurut mereka diperlukan sebelum ada jeda dalam pertempuran.
 
Hoyle memilih kedua amandemen tersebut untuk dilakukan pemungutan suara. Hal itu tentu melanggar preseden di mana satu partai oposisi tidak dapat mengubah mosi partai lain. Biasanya, hanya amandemen pemerintah yang akan dipilih.
 
 
Beberapa anggota parlemen berteriak kepada ketua parlemen ketika ia mengumumkan keputusannya. Seorang anggota parlemen menuduh Hoyle, yang juga mantan anggota parlemen dari Partai Buruh, telah menyebabkan "krisis konstitusional".
 
Pemimpin House of Commons (Dewan Rakyat) dari Partai Buruh, Penny Mordaunt, mengatakan, Hoyle telah melemahkan parlemen dan pemerintah menarik diri dari proses voting tersebut.
 
Keputusan Hoyle berarti anggota parlemen dari Partai Buruh dapat memilih rencana partai mereka sendiri, dan menghindari keharusan untuk menentang kepemimpinan mereka dengan mendukung mosi SNP.
 
Selama kekacauan tersebut, amandemen Partai Buruh akhirnya disetujui secara lisan, tanpa pemungutan suara formal. Beberapa anggota parlemen meminta pemungutan suara diadakan ulang karena pandangan mereka belum terakomodir.
 

Konten ini adalah kiriman dari Z Creators Indozone. Yuk bikin cerita dan konten serumu serta dapatkan berbagai reward menarik! Let's join Z Creators dengan klik di sini.

Banner Z Creators.

 

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi

Sumber: Reuters

BERITA TERKAIT
BERITA TERBARU

Parlemen Inggris Ricuh saat Bahas Gencatan Senjata di Gaza

Link berhasil disalin!