Kategori Berita
Media Network
Jumat, 02 FEBRUARI 2024 • 15:15 WIB

Badan Amal: Perusahaan Intelijen Mesir Palak Tiap Truk Bantuan ke Gaza Rp79 juta

Truk bantuan ke Gaza di perbatasan Mesir

INDOZONE.ID - Badan Amal Internasional dengan pengalaman luas dalam memberikan bantuan darurat dalam perang, kelaparan dan gempa bumi di seluruh Timur Tengah dan Afghanistan, terpaksa membayar $5.000 atau sekitar Rp79 juta untuk sebuah truk berisi bantuan kemanusiaan.

Uang tersebut disetorkan kepada sebuah perusahaan yang terkait dengan Badan Intelijen Umum atau General Intelligence Service (GIS) Mesir agar bisa masuk ke Gaza.

Badan amal yang tidak ingin disebutkan namanya untuk menghindari hambatan terhadap upaya bantuan di Gaza, berbicara kepada Middle East Eye dengan kemarahan.

Baca Juga: Ganjar Pranowo Berkomitmen Menstabilkan Harga Sembako demi Kesejahteraan Masyarakat

Pasalnya, untuk menyalurkan bantuan kemanusiaan, banyak truk yang harus membayar suap kepada agen yang memiliki hubungan dengan negara.

Kami telah bekerja di seluruh dunia pada saat perang, gempa bumi, dan bencana lainnya, namun kami belum pernah diperlakukan seperti ini oleh negara yang mengambil keuntungan dari pengiriman barang-barang kemanusiaan. Ini menghabiskan banyak sumber daya kami dan suap yang dibayarkan adalah per truk,” kata Juru Bicara badan amal tersebut, dikutip Jumat (2/2).

Juru bicara itu menambahkan, uang yang mereka bayarkan kepada perusahaan yang berafiliasi dengan Sons of Sinai disebut sebagai ‘biaya manajemen’. Perlu diketahui, Sons of Sinai adalah perusahaan konstruksi dan kontraktor milik pengusaha Sinai, Ibrahim al-Organi, dan bagian dari Grup Organi miliknya.

Baca Juga: Elektabilitas Prabowo Gak Berubah, Ganjar Raih 30% dan Anies 24% Menurut Survei Terbaru Roy Morgan

Dia mengepalai suku Tarabin di gurun Sinai yang berbatasan dengan Israel, dan memiliki perusahaan patungan dengan dua perusahaan milik GIS. Dalam laporan media, Grup Organi dituduh sebagai penerima manfaat utama dari penjualan izin ‘jalur cepat’ yang diperuntukkan bagi warga Palestina yang ingin melarikan diri dari serangan Israel di Jalur Gaza.

Investigasi  yang dilakukan oleh Proyek Pelaporan Kejahatan dan Korupsi Terorganisir atau the Organized Crime and Corruption Reporting Project (OCCRP) dan situs independen Mesir Saheeh Masr, menemukan bahwa perantara menjual izin keluar dengan harga berkisar antara $4.500 - $10.000 untuk warga Palestina dan $650 hingga $1.200 untuk warga Mesir.

Ketika keputusasaan di Gaza meningkat, biaya perjalanan keluar dari daerah kantong tersebut telah meningkat menjadi $10,000 per orang.

Baca Juga: Elektabilitas Prabowo Gak Berubah, Ganjar Raih 30% dan Anies 24% Menurut Survei Terbaru Roy Morgan

Sementara harga untuk lalu lintas komersial menuju Gaza yang dikenakan oleh perusahaan milik Organi adalah $9.000 per truk, meskipun biaya ongkos yang dikenakan oleh pengemudi truk biasanya hanya $300 per muatan.

Meski begitu, Juru bicara UNRWA, badan PBB untuk pengungsi Palestina yang memberikan bantuan penting di Gaza mengatakan, pihaknya tidak membayar biaya untuk mentransfer bantuan ke wilayah kantong tersebut dari Mesir.

Pernyataan badan amal tersebut menjadi bukti nyata pertama bahwa Mesir atau pihak-pihak yang terkait dengan pemerintah Mesir, telah memungut biaya dari pengangkutan bantuan kemanusiaan yang masuk ke Gaza. Di mana hal ini sering kali mengakibatkan penundaan selama seminggu, yang disebabkan oleh Israel.

Baca Juga: Lebih dari Setahun, Bareskrim Akhirnya Limpahkan Kasus Korupsi Alkes RSUD Surabaya ke Kejagung

Terpisah, awal bulan ini, Menteri Negara Angkatan Bersenjata Inggris James Heappey mengatakan, lebih dari 150 ton bantuan kemanusiaan yang dikirim ke Mesir oleh Kantor Persemakmuran dan Pembangunan Luar Negeri alias Foreign Commonwealth and Development Office (FCDO), sedang menunggu untuk ditransfer ke Gaza.

Padahal, situasi kemanusiaan di Gaza suram, karena lebih dari 26.000 warga Palestina telah terbunuh sejak perang pecah pada bulan Oktober.

Soal biaya untuk keluar dari Palestina, pekan lalu Middle East Eye telah berbicara dengan lima keluarga Gaza yang semuanya mengkonfirmasi bahwa mereka telah membayar biaya ribuan dolar, sebagian besar dalam dolar AS atau euro, kepada mediator yang kemudian memfasilitasi keluarnya mereka dari daerah kantong konflik.

Baca Juga: Telan Anggaran Rp18 Miliar, Pembangunan Terminal Cikarang Tahap Pertama Belum Sesuai Ekspektasi!

Dia mengatakan kepada kami bahwa dia bekerja dengan keamanan Mesir dan bahwa dia akan berusaha keras untuk memasukkan nama ibu kami ke dalam daftar,” kata seorang warga Palestina yang mengatur agar ibunya meninggalkan Gaza, Besan, mengatakan tentang mediatornya yang berbasis di Suez.

Namun, Mesir membantah mengambil keuntungan dari perdagangan di perbatasan Rafah ini. Dalam sebuah pernyataan yang diterbitkan pada 10 Januari, kepala Layanan Informasi Negara Mesir, Diaa Rashwan, menolak tuduhan tidak berdasar bahwa biaya tambahan dikenakan pada warga Palestina yang ingin keluar dari negara mereka.

Tidak hanya itu, Mesir juga membantah telah mengambil keuntungan dari truk-truk yang membawa bantuan kemanusiaan di sisi perbatasan Mesir. Sedangkan Badan Informasi Negara Mesir hingga kini belum memberi komentar tentang tuduhan ini.

Baca Juga: Viral Video Firli Bahuri Pulang Kampung hingga Masak-masak, Pengacara: Sudah Izin Penyidik

Sementara itu, selama pembelaannya terhadap tuduhan melakukan genosida di Gaza di Mahkamah Internasional awal bulan ini, tim pembela Israel menuduh Kairo bertanggung jawab mencegah masuknya bantuan kemanusiaan ke wilayah kantong tersebut.

Writer: Ananda Fachreza Lubis


Konten ini adalah kiriman dari Z Creators Indozone.Yuk bikin cerita dan konten serumu serta dapatkan berbagai reward menarik! Let's join Z Creators dengan klik di sini.

Z Creators

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi

Sumber: Reuters

BERITA TERKAIT
BERITA TERBARU

Badan Amal: Perusahaan Intelijen Mesir Palak Tiap Truk Bantuan ke Gaza Rp79 juta

Link berhasil disalin!