Pertemuan Ayatollah Ali Khamenei dengan Keluarganya Qasem Soleimani
INDOZONE.ID - Saat upacara peringatan 4 tahun meninggalnya Qasem Soleimani pada 3 Januari 2024, meletus 2 ledakan bom yang berlokasi di kota Kerman, Iran. Kejadian ini menyebabkan 94 orang meninggal dan 284 orang luka-luka.
Awalnya, pemerintah Iran menduga kalau ini adalah ulah kelompok teroris. Sehari setelah kejadian, ISIS mengaku sebagai dalang dari kejadian tersebut. Dalam analisa Komunitas Intelijen Amerika Serikat, diduga kalau salah satu kelompok ISIS dari cabang Afghanistan menjadi pelaku utama dari aksi terorisme tersebut.
Qasem Soleimani merupakan Ketua dari Pasukan Quds, salah satu kesatuan elite dari Garda Revolusi Iran. Qasem meninggal usai mendapatkan serangan dari drone milik Amerika Serikat pada tanggal 3 Januari 2020 silam.
Baca Juga: Kasus Korupsi Rugikan Negara Rp3,9 Miliar, Mantan Operator Dana BOS Malteng Dituntut 4 Tahun Penjara
Dirinya dikenal sebagai salah satu orang berpengaruh di Iran selain Pemimpin Tinggi Ayatollah Ali Khamenei. Tugasnya saat itu adalah membantu pembentukan kebijakan pemerintah di Iran, mengawasi berbagai macam operasi rahasia yang dilakukan oleh pasukannya serta memberikan konsultasi, pendanaan, bantuan persenjataan, tenaga intelijen dan logistik kepada pemerintah dan pasukan sekutu seperti Hamas dan Hizbollah.
Pada hari pemakamannya Qasem Soleimani di tanggal 7 Januari 2020, sempat terjadi kericuhan yang menyebabkan sekitar 50 orang meninggal dan 200 orang luka-luka. Ini disebabkan oleh banyaknya massa yang datang ke proses pemakaman sang Jenderal.
Akibatnya, proses pemakaman tersebut sempat dibatalkan karena menelan korban jiwa. Barulah di tanggal 8 Januari 2020, jenazah Qasem Soleimani baru bisa dimakamkan, bersamaan dengan aksi penyerangan yang dilakukan oleh pasukan militer Iran terhadap 2 markas militer AS yang berada di Irak.
Baca Juga: Gara-gara Israel, Bantuan UNRWA ke Gaza Bakal Berhentu Mulai Akhir Februari
Bersamaan dengan insiden pengeboman itu, konflik Israel-Palestina juga sedang panas-panasnya. Sehari sebelum insiden, Israel berhasil menyerang salah satu pemimpin Hamas di Lebanon, yaitu Saleh Al-Arouri.
Pada Natal tahun 2023 kemarin, Israel juga berhasil menyerang Brigjen Sayyed Razi Mousavi di Suriah. Terkait tindakannya ISIS, di tanggal 26 Oktober 2022 mereka sempat melakukan aksi penembakan massal di Masjid Shah Cheragh di Shiraz, Iran yang menyebabkan 13 orang korban jiwa.
Soal insiden pengeboman tersebut, kejadiannya berada tidak jauh dari makamnya Qasem Soleimani di Pemakaman Golzar Shohada dekat Masjid Saheb Al-Zaman.
Ledakan pertama terjadi sekitar 700 meter dari makamnya Qasem dekat area parkir, sedangkan ledakan kedua letaknya sekitar 1 km dari Jalan Shohada. Untuk jarak waktu antara ledakan pertama dan kedua cuma sekitar 10-20 menit.
Ada yang menyebutkan kalau kedua bom disimpan dengan rapi didalam sebuah koper. Koper pertama diletakkan di dalam tempat sampah dekat gerbang makam, sementara koper kedua diletakkan dalam sebuah mobil.
Diduga kalau kedua bom tersebut diledakkan dari jarak jauh menggunakan remote. Di sisi lain, media IRNA melaporkan kalau kedua ledakan bom tersebut dilakukan oleh pelaku bom bundir. Dari kejadian tersebut, pemerintah Iran mengonfirmasi kalau itu adalah ulahnya teroris.
Baca Juga: Iklim Berubah, Arab Saudi Bakal Dilanda Salju dan Suhu Dingin
Sebanyak 94 orang meninggal dunia dengan 23 orang diantaranya adalah pelajar, sementara 284 orang mengalami luka-luka, dimana 27 orang diantaranya mengalami luka parah. Diduga jumlah korban bertambah banyak saat ledakan kedua terjadi.
Dalam upaya pertolongannya, tim medis dan tim penyelamat setempat mengaku kesulitan karena banyaknya warga setempat yang berlarian meninggalkan TKP, menyebabkan proses evakuasi korban terhambat. Para korban langsung dibawa ke Rumah Sakit terdekat.
Di malam hari setelah kejadian, warga setempat berkumpul sambil melakukan aksi unjuk rasa dengan mengecam Israel dan AS yang diduga sebagai otak dari aksi pengeboman tersebut. Menanggapi insiden tersebut, Ayatollah Ali Khamenei berjanji akan memberikan balasan yang berat kepada siapapun yang diketahui sebagai pelaku pengeboman tersebut.
Baca Juga: Tampang Trio Jambret Pesepeda Wanita yang Viral di Menteng, Ternyata Residivis!
Pihak internal Iran pun menyanggupi untuk melakukan penyelidikan lebih lanjut soal dalang dibalik aksi pengeboman itu. Dan ternyata sehari pasca kejadian, pihak ISIS mengaku kalau merekalah dalangnya.
Hal tersebut mereka lakukan lewat pengakuannya di media sosial Telegram sambil menunjukkan 2 orang pelaku pengeboman yang diduga merupakan pasangan Kakak beradik.
Intelijen AS "ikut-ikutan" membantu proses penyelidikan Iran, menurutnya ISIS cabang Afghanistan adalah pelaku utamanya. Mereka juga bilang kalau mereka "sudah memperingatkan" Iran soal adanya serangan teroris yang akan menyerang negara mereka.
Baca Juga: Tampang Trio Jambret Pesepeda Wanita yang Viral di Menteng, Ternyata Residivis!
Tapi, Iran sudah tidak percaya dengan mereka. Iran malah menyalahkan Israel sebagai dalang pengeboman itu, walaupun sudah ada pengakuan dari pihaknya ISIS. Bisa saja itu adalah akal-akalannya AS buat menjadikan ISIS sebagai "kambing hitam" dari insiden tersebut.
Menjawab dugaannya Iran, AS bilang kalau Israel "tidak mungkin" terlibat dalam aksi pengeboman itu. Bahkan, pihak Israel sampai mengonfirmasi kalau mereka sedang fokus menyerang Palestina dan tidak ada kaitannya dengan aksi pengeboman di Iran.
Biarpun begitu, Iran masih tetap dengan pendiriannya. Tidak hanya itu, kini Iran pun turut menyalahkan AS sebagai pelaku aksi pengeboman bersama dengan Israel.
Baca Juga: Ganjar Soroti Indeks Korupsi Stagnan: Tekankan Good Governance & Penegakan Hukum Harus Diperkuat
Pada 5 Januari 2024, diadakan sesi pemakaman massal yang dihadiri oleh Presiden Iran, Ebrahem Raisi bersama Komandan Garda Revolusi Iran, Hossein Salami. Sesi pemakaman ini bersamaan dengan diadakannya ibadah Shalat Jumat.
Setelah itu, warga setempat berbondong-bondong membawa para korban jiwa ke pemakaman untuk disemayamkan ke tempat istirahatnya. Bukan cuma sesi pemakaman, di hari yang sama pihak Kementrian Dalam Negeri Iran juga meminta untuk dibuatkan tembok pelindung di perbatasan dengan Afghanistan dan Pakistan.
Masih di hari yang sama, terdapat hasil penyelidikan yang mengungkap kalau "pengakuan" ISIS di hari sebelumnya adalah tipu daya AS dan Israel. Orang yang mengaku sebagai anggota ISIS itu adalah orang bayarannya AS dan Israel.
Baca Juga: 4 Provokator Penyebab Tawuran di Ibu Kota DKI Ditangkap, Beraksi Lewat Sosmed!
Pihak berwenang berhasil menangkap 35 orang yang diduga terlibat dalam aksi pengeboman 2 hari sebelumnya. Dari 35 orang itu, teridentifikasi 2 orang diantaranya sebagai pelaku pengeboman, mereka adalah Abdollah Tajiki dan Bozrov (bukan nama sebenarnya).
Mereka berdua adalah warga asal Tajikistan yang sudah sering keluar-masuk Iran sejak bulan Desember 2023 silam. Meski pelakunya sudah diketahui dan ditangkap, pada tanggal 15-16 Januari 2024 kemarin, Iran tetap melakukan serangan balasan ke Irak, Suriah dan Pakistan terkait aksi pengeboman yang lalu.
Dari serangan tersebut, jumlah korban jiwanya ada 6 orang dengan 2 diantaranya adalah anak-anak dan sekitar 20 orang mengalami luka-luka.
Writer: Ananda Fachreza Lubis
Konten ini adalah kiriman dari Z Creators Indozone.Yuk bikin cerita dan konten serumu serta dapatkan berbagai reward menarik! Let's join Z Creators dengan klik di sini.
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi
Sumber: Moneycontrol.com