Bendera Iran. (REUTERS / Leonhard Foeger)
INDOZONE.ID - Pangkalan militer Amerika Serikat di Yordania, dilaporkan telah diserang oleh pesawat tak berawak pada Minggu (28/1/2024) pagi hari. Menurut pejabat Amerika, Iran bertanggung jawab dalam serangan tersebut.
"Sementara kami masih mengumpulkan fakta-fakta serangan ini, kami tahu itu dilakukan oleh kelompok-kelompok militan radikal yang didukung Iran, yang beroperasi di Suriah dan Irak," kata Joe Biden yang dikutip dari Reuters pada Senin (29/1/2024).
Namun dalam laporan Reuters, Iran menyangkal tuduhan Amerika dan mengatakan kepada PBB bahwa pihaknya tidak terlibat dalam insiden di pangkalan militer Amerika Yordania.
"Iran tidak memiliki hubungan dan tidak ada hubungannya dengan serangan terhadap pangkalan Amerika Serikat," kata perwakilan Iran.
Baca Juga: Tanggapi Amerika, China Minta Iran Setop Aksi Militer Houthi di Laut Merah
Bahkan Iran menilai Amerika telah menyebarkan informasi tak berdasar atas kejadian ini. Menteri Luar Negeri Iran, Nasser Kanaani, mengatakan serangan Amerika di Suriah dan Irak, serta perang di Gaza, hanya membuat wilayah tersebut tidak stabil.
Sebelumnya, Amerika mengumumkan telah terjadi serangan di sebuah pangkalan di dekat perbatasan Suriah. Kejadian ini disebut menjadi insiden mematikan yang terjadi pada pasukan Amerika semenjak perang Gaza memanas.
Akibat serangan itu, tiga pegawai dilaporkan tewas, sedangkan 34 lainnya luka-luka.
Namun Amerika tidak menjelaskan secara detail markas mana yang telah diserang. Berdasarkan laporan Reuters, kejadian ini diketahui terjadi di Menara 22 di Yordania.
Pangkalan militer Amerika Serikat di Yordania lewat pantauan satelit (Reuters)
Menara 22 merupakan salah satu pangkalan tentara Amerika yang terletak di paling timur antara Suriah dan Irak. Belum banyak yang tahu mengenai pangkalan ini, namun ada sekitar 350 tentara Amerika yang berjaga di sana.
Baca Juga: Amerika Serikat Minta China Desak Iran Stop Houthi Serang Kapal Di Laut Merah
Sementara itu, konflik Gaza disebut telah memperluas konflik di Timur Tengah seperti Suriah, Lebanon, Irak, dan Yaman.
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi
Sumber: Reuters