Bendera China. (REUTERS/Thomas Peter)
INDOZONE.ID - Menanggapi permintaan Amerika, China akhirnya menuntut Iran untuk tangani Houthi di Laut Merah. China juga mengancam Iran bahwa hal ini bisa merusak hubungan bisnisnya dengannya.
Melansir laporan ekslusif Reuters, kabar ini diungkap langsung oleh empat narasumber dari Iran dan diplomat yang menangani kasus tersebut.
Diskusi mengenai konflik Laut Merah antara China dan Iran tengah berlangsung dalam beberapa pertemuan di Beijing dan Teheran.
Namun, para sumber tidak mengatakan secara detail mengenai kapan dan siapa saja yang ikut dalam pertemuan itu.
"Pada dasarnya China mengatakan jika kepentingan kami dirugikan dengan cara apa pun, itu akan berdampak pada bisnis kami dengan Teheran. Jadi beri tahu Houthi untuk menahan diri," kata salah satu pejabat Iran yang dikutip dari Reuters pada Jumat (26/1/2024).
Baca Juga: Houthi Surati Amerika dan Inggris, Tuntut Tinggalkan Yaman Secepatnya
Sebelumnya, Iran juga sempat melakukan pertemuan dengan China terkait masalah ini. Namun pejabar senior Iran menyebut China tidak sama sekali menyinggung permintaan apapun dari Amerika.
Namun, juru bicara China menyebut pihaknya telah berbicara tentang permasalahan ini terhadap Iran. Tapi pihak Iran belum jelas menanggapi saran China.
Sementara itu, para pejabat China tidak mengungkap mengenai ancaman khusus mengenai hubungan China dan Iran yang terpengaruh oleh Houthi Yaman.
Di sisi lain, China merupakan mitra bisnis terbesar bagi Iran selama puluhan tahun. Iran dilaporkan telah menyuplai minyak ke China hingga 90%. Sedangkan perusahaan dari negara lain menjauhi Iran karena sanksi dari Amerika.
Namun, bagi China pasokan minyak mentah dari Iran hanya sekitar 10% sebab China memiliki banyak supplier, sehingga bisa saja China mengganti posisi Iran dengan negara lain.
Pada Kamis (25/1/2024) kemarin, Juru bicara Houthi, Mohammed Abdulsalam mengatakan Iran sampai saat ini belum menyampaikan permintaan China secara langsung kepada kelompoknya.
"Mereka tidak akan memberi tahu kami tentang permintaan semacam itu," kata Abdulsalam.
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi
Sumber: Reuters