INDOZONE.ID - Seorang remaja berusia 17 tahun bersenjatakan dua senjata dan alat peledak darurat melepaskan tembakannya pada hari Kamis, (4/1/2024), dan membuat kekacauan di Perry High School, Amerika Serikat.
Aksi kepala sekolah dalam menangani kekacauan ini menyita perhatian publik. Ia mencoba menenangkan dan “mengalihkan perhatian” penembak di sekolah sehingga para siswa dapat melarikan diri.
Putri Kepala Sekolah Dan Marburger, Claire, mengatakan bahwa ketika dia mendengar tentang penembakan di Perry High School, dia langsung merasa ayahnya akan menjadi korban karena dia akan membahayakan dirinya demi kepentingan anak-anak dan staf.
Putrinya mengatakan bahwa sama sekali tidak mengejutkan mendengar ayahnya mencoba mendekati pelaku penembakan serta mengalihkan perhatiannya cukup lama hingga beberapa siswa melarikan diri.
Baca Juga: Presiden Belarusia Menandatangani Undang-undang Kekebalan Seumur Hidup dari Penuntutan
Menurut Mitch Mortvedt, asisten direktur Divisi Investigasi Kriminal Iowa, Kepala sekolah SMA tersebut termasuk di antara lima orang yang terluka ketika Dylan Butler mulai menembak sekitar pukul 07.37 saat acara sarapan sedang berlangsung.
Seorang siswa kelas enam yang tidak dikenal tewas dalam amukan itu, setelah itu Butler mengarahkan senjatanya ke dirinya sendiri. Claire menggambarkan ayahnya sebagai orang yang luar biasa.
“Dia melakukan apa pun untuk kami, anak-anak, termasuk mengemudi tujuh jam pulang pergi pada malam sekolah untuk menonton permainan saya di Decorah,” tulis lulusan Luther College tersebut pada postingannya di sosial media. Dia juga mengatakan ayahnya pasti “hancur” dengan kejadian penembakan itu.
“Dia akan sangat terpukul terhadap Dylan, terpukul terhadap para korban, terpukul bagi masyarakat, karena setiap anggota masyarakat adalah korban dari tragedi ini,” kata Claire tentang ayahnya, yang telah mengajar di distrik sekolah selama lebih dari 20 tahun.
Baca Juga: Seorang Pria Ditemukan Meninggal di Toilet Pesawat Jet2 Penerbangan ke Manchester
Siswa yang berada di kampus pada Kamis pagi menggambarkan ketakutan yang mereka rasakan ketika mendengar suara tembakan. Rachael Kares, siswa senior berusia 18 tahun, mengatakan dia sedang berlatih dengan band jazz sekolah saat itu.
“Kami semua baru saja melompat,” katanya. “Guru band kami melihat kami dan berteriak, 'Lari!' Jadi kami lari.”
Saat Kares dan teman-temannya berlari melewati lapangan sepak bola, katanya, dia mendengar suara tembakan tambahan dan orang-orang berteriak, “Keluar! Keluar!"
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi
Sumber: New York Post