Kategori Berita
Media Network
Rabu, 20 DESEMBER 2023 • 12:02 WIB

5 Alasan NATO Bakal Ikut Terlibat dalam Perang Israel-Palestina

2. Belajar dari Pengalaman di Yugoslavia

Ilustrasi. tentara NATO berlindung dari debu dan puing-puing dari pendaratan helikopter Chinook selama latihan militer di provinsi Logar, Afghanistan, pada 30 November 2017 (photo/Reuters/Omar Sobhani)

Terlepas dari situasi geopolitik saat itu, bukanlah keputusan yang mudah bagi NATO untuk terlibat langsung di bekas Yugoslavia. Sebab, ada banyak seruan yang belum pernah terdengar dari beberapa suara pembangkang untuk melakukan serangan udara jauh sebelumnya selama perang Bosnia yang berujung pada genosida pada populasi Muslim di negara tersebut.

Dalam perang di Bosnia ini, diperkirakan 100.000 orang terbunuh antara tahun 1992 – 1995. Kemudian, lebih dari 2 juta pria, wanita dan anak-anak muslim terpaksa keluar dan mengungsi dari negara itu, untuk menghindari pembantaian terhadap etnis mereka.

Dengan kondisi ini, intervensi apapun dari NATO maupun pihak lain hanya akan memperburuk konflik di Bosnia.

“NATO juga mengkhawatirkan keselamatan pasukannya sendiri ketika mereka menolak untuk terlibat,” beber Huskic.

Namun, situasi berubah ketika Amerika Serikat (AS) menyerah begitu saja terhadap Beogard dan rezim pemerintahan Presiden Slobodan Milosevic. Karena ini, NATO pun memutuskan untuk menghukum Serbia, lantaran menolak memberikan konsesi tertentu.

Baca Juga: Kabar Baik! Lebih dari Rp5 Miliar Dana Tunjangan Profesi Mengalir untuk Guru Muadalah dan Pesantren

3. Kemungkinan Bergabung Karena Faktor Geopolitik

Pasukan NATO. (REUTERS/Ints Kalnins)

Kemudian, segera setelah sentiment di Washington berubah, Inggris dan negara-negara anggota NATO lainnya turun tangan dalam konflik. Alasannya agar ada konsensus terkait penyelesaian konflik tercapai dan adanya upaya untuk menghentikan atau mencegah darah tumpah lebih banyak.

Huskic bilang, dengan menyamakan konflik yang terjadi di bekas Yugoslavia dan Gaza, NATO diperkirakan hanya akan bergabung dengan pertimbangan geopolitik, ketimbang memperhatikan norma-norma yang diterima masyarakat dunia.

“Keputusan untuk terlibat di Balkan tidak didasarkan pada kekejaman yang dilakukan namun merupakan hasil dari lobi internasional, dimana beberapa tokoh terkemuka benar-benar menekan pemerintah untuk mengubah sikap mereka terhadap konflik di bekas Yugoslavia dan Bosnia pada tahun 2016,” jelas dia.

Baca Juga: Pasca Putusan Prapradilan, Polisi Periksa Firli Bahuri Lagi Besok

4. Negara-Negara Barat Tutup Mata dan Dukungan Negara Arab yang Tidak Cukup Kuat

Tentara Israel di Jalur Gaza, Palestina.

AS adalah bagian integral dari NATO dan jika Washington tidak tertarik melakukan intervensi untuk menghentikan pertumpahan darah di Palestina, maka niat NATO ikut terlibat dalam perang Israel-Palestina tidak akan terjadi. Untuk mengakhiri agresi terhadap warga Palestina ini, negara-negara Barat harus memainkan peran yang lebih kuat.

“Namun apa yang kita lihat sejauh ini adalah sesuatu yang sangat berbeda, di mana sebagian besar negara-negara Barat pada dasarnya menutup mata terhadap apa yang saat ini terjadi di Jalur Gaza. Dengan alasan bahwa Israel memiliki hak untuk hidup dan berhak atas diri sendiri. -pertahanan,” kata Huskic.

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi

Sumber: Aa.com.tr

BERITA TERKAIT
BERITA TERBARU

5 Alasan NATO Bakal Ikut Terlibat dalam Perang Israel-Palestina

Link berhasil disalin!