Majelis Umum PBB Resmi Mengesahkan Resolusi Gencatan Senjata Kemanusiaan untuk Gaza

PBB mengibarkan bendera setengah tiang sebagai bentuk penghormatan kepada para korban di Gaza.

INDOZONE.ID - Pada Selasa, (12/12/2023), Majelis Umum PBB mengadopsi dan mengesahkan resolusi gencatan senjata kemanusiaan di Gaza, menanggapi veto AS di Dewan Keamanan pekan sebelumnya.

Resolusi "Humanitarian Ceasefire for Gaza" meraih dukungan mayoritas dengan 153 suara setuju, 10 menolak, dan 23 abstain, mencerminkan dukungan global yang kuat untuk warga sipil Palestina di Gaza.

Pemungutan suara ini juga menyoroti isolasi semakin meningkat bagi Amerika Serikat (AS) dan Israel dari dukungan dunia internasional.

Meskipun AS dan Israel bersama delapan negara lainnya menentang resolusi tersebut, angka akhir disambut dengan tepuk tangan dari para duta besar dan diplomat yang hadir.

Baca Juga: Temuan 5 Mayat di Kampus Unpri Medan Ternyata Cadaver Fakultas Kedokteran

Resolusi menyatakan "keprihatinan serius" terhadap situasi kemanusiaan yang memburuk di Jalur Gaza dan penderitaan warga sipil Palestina. Lebih lanjut, resolusi menekankan perlunya melindungi warga sipil Israel dan Palestina berdasarkan hukum internasional.

Selain itu, resolusi ini menyerukan pematuhan terhadap hukum internasional serta menyoroti perlindungan warga sipil di bawah hukum humaniter internasional.

Anak-anak di Gaza

Poin penting lainnya mencakup seruan agar semua pihak membebaskan segera seluruh sandera dan menjamin akses kemanusiaan.

Meskipun resolusi serupa gagal di Dewan Keamanan PBB karena veto AS, keputusan Majelis Umum, meskipun tidak mengikat, memiliki dampak politik yang signifikan.

Baca Juga: Menyedihkan, Lebih dari 100 Gajah Afrika Mati Akibat Kekeringan di Zimbabwe

Juru bicara Departemen Luar Negeri AS, Matthew Miller, menjelaskan tentangan AS terhadap resolusi Dewan Keamanan saat memberikan pengarahan kepada wartawan pada hari Senin.

Berdasarkan hal ini, adopsi resolusi gencatan senjata kemanusiaan di Gaza oleh Majelis Umum PBB menjadi langkah positif dalam menghadapi konflik yang telah menimbulkan penderitaan besar bagi warga sipil Palestina.