Warga Korea Selatan (REUTERS/Kim Hong-Ji)
INDOZONE.ID - Guru bernama Lee Min-so ditemukan meninggal dunia di ruang kelasnya pada akhir Juli 2023 lalu.
Jasadnya ditemukan oleh rekan-rekan sesama guru di sekolah tersebut.
Dilansir BBC, Min-so telah mengajar di sekolah tersebut selama kurang lebih setahun.
Menurut pengakuan sepupunya, Park Du Yong, sebelum Min-so bunuh diri, dia kerap curhat melalui buku hariannya.
Catatan pada 5 Juni misalnya, Min-so menuliskan bahwa dia merasakan ketakutan saat akan memasuki ruang kelas untuk mengajar.
“Dadaku terasa terlalu sesak. Aku merasa seperti akan jatuh di suatu tempat. Aku bahkan tidak merasakannya,” tulis dia.
Lalu pada catatannya 3 Juli, dia menulis bahwa merasa terbebani dengan pekerjaannya sebagai guru dan ingin melepaskan pekerjaan tersebut.
Baca Juga: Duh... Bukannya Prestasi, Andi Sudirman Malah Wariskan Hutang Rp54 Miliar ke Pj Gubernur Sulsel
Park mengatakan menjadi guru merupakan impian masa kecil sepupunya tersebut, untuk mengikuti profesi ibunya yang juga sebagai guru.
Enggak hanya itu, Min-so juga mengaku senang dengan anak-anak.
Park yang penasaran dengan mengapa sepupunya memutuskan untuk mengakhiri hidup, lantas melakukan penyelidikan berdasarkan buku harian Min-so, catatan pekerjaan, hingga pesan teks di ponsel.
Terungkap bahwa beberapa bulan sebelum bunuh diri, Min-so telah dibombardir oleh keluhan dari orang tua murid.
Itu terjadi setelah salah satu muridnya, menusuk kepala murid lainnya dengan pensil.
Dia kemudian mendapat perundungan dari orang tua murid dalam panggilan telepon dan pesan teks.
Baca Juga: Sudah di Bareskrim Polri, NasDem Urung Laporkan SBY
Tragedi tersebut telah memicu kemarahan dari para guru sekolah dasar di negara itu.
Banyak dari mereka membagikan bagaimana mereka dirundung oleh orang tua murid yang sombong dan anak murid yang nakal.
Puluhan ribu guru di Korea Selatan telah melakukan aksi mogok kerja, untuk menuntut perlindungan yang baik di tempat kerja mereka di Seoul dalam enam pekan terakhir ini.
Perundungan yang dialami banyak guru di Korea Selatan telah merendahkan profesi mereka dan menjadi serba salah.
Guru dianggap melakukan kekerasan terhadap murid saat menahan murid yang hendak melakukan kekerasan.
Guru yang marah dianggap sebagai pelecehan emosi hingga akhirnya dipecat dari sekolah.
Baca Juga: Rocky Gerung akan Diperiksa Bareskrim Polri Hari Ini
Enggak hanya itu, ada juga guru yang bahkan dirundung orang tua murid gara-gara menolak permintaan orang tua murid untuk membangunkan anaknya dengan panggilan telepon setiap pagi.
Seorang guru bernama Kim Jin-seo (28) mengaku pernah berpikir untuk bunuh diri dan cuti selama tiga bulan karena dirundung secara agresif oleh orang tua murid.
Perundungan terhadap guru yang terjadi Korea, diduga terjadi karena budaya kompetitif Korea yang semakin tinggi, sehingga menimbulkan kesenjangan yang tinggi juga.
Hal ini dikatakan oleh profesor Kim Bong-jae, dosen di Fakultas Keguruan di Universitas Pendidikan Nasional Seoul.
Baca Juga: Indonesia Sodorkan 4 Dokumen Inisiatif untuk Dibahas di KTT ASEAN
Menurut dia, Korea secara tradisional memiliki budaya menghormati guru.
Hanya saja, karena pesatnya pertumbuhan ekonomi, membuat kini banyak orang tua yang berpendidikan tinggi.
Itu yang membuat banyak orang tua sekarang memandang rendah guru.
“Mereka pikir mereka telah membayarnya dengan pajak. Hal ini menciptakan rasa berhak yang kuat,” ujar dia.
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi
Sumber: BBC