Kategori Berita
Media Network
Rabu, 02 AGUSTUS 2023 • 12:45 WIB

Rusia Impor Senjata dari Korea Utara di Tengah Peperangan Lawan Ukraina, Sudah Mulai Melemah?

Tentara Rusia dalan perang melawan Ukraina.

INDOZONE.ID - Impor senjata yang dilakukan Rusia dari Korea Utara menunjukkan Rusia mulai panik dan sedang menghadapi situasi mengerikan di tengah perang melawan Ukraina.

Hal tersebut diungkapkan Juru Bicara Pentagon Brigadir Jenderal Pat Ryder pada Selasa (2/8/2023) waktu setempat.

"Rusia mempertahankan hubungannya dengan Korea Utara," ujar Ryder dalam jumpa pers harian ketika ditanya tentang apakah kedua negara berdagang senjata.

Baca Juga: Kemenhan Inggris Pengen Kirim Email Rahasia ke Militer AS Malah Nyasar ke Sekutu Rusia

Dalam laporan sebelumnya oleh Financial Times, disebutkan bahwa pasukan Ukraina menggunakan roket yang berasal dari Korea Utara dan disita dari sebuah kapal, hal ini menunjukkan bahwa ada kemungkinan kerja sama dalam hal transaksi senjata antara Pyongyang dan Moskow.

"Tentu saja, sebelum ini kami sudah mencermati Rusia berusaha mendapatkan amunisi dari negara-negara seperti Korea Utara," kata Ryder.

"Saya belum bisa memberikan informasi baru apapun di luar apa yang telah kami katakan sebelumnya tentang topik ini. Tapi sekali lagi, hal ini menyingkapkan kesulitan yang dihadapi Rusia terkait upayanya dalam memasok dan memperbarui kapabilitas amunisinya," sambungnya.

Baca Juga: 12 Bomber Nuklir Rusia Picu Kepanikan di Seluruh Negeri, Ukraina Lakukan serangan Balasan

Terkait dengan tuduhan sebelumnya bahwa Korea Utara memasok amunisi kepada kelompok tentara bayaran Rusia, Wagner Group, untuk digunakan di Ukraina, meskipun resolusi Dewan Keamanan PBB melarang perdagangan senjata dengan Korea Utara.

Ryder menyatakan bahwa dia belum dapat memberikan informasi terbaru mengenai prajurit Travis King, anggota aktif dari militer AS yang telah melintasi perbatasan ke Korea Utara bulan lalu.

Namun, dia bisa memastikan Korea Utara telah merespons Komando PBB (UNC), dengan merujuk "pengakuan" Korea Utara bahwa mereka menerima penyelidikan UNC terhadap King.

"Yang ingin saya sampaikan kepada Anda adalah, seperti yang Anda dengar dari yang kami katakan sebelumnya, Komando PBB telah berkomunikasi atau menyediakan jalur komunikasi melalui saluran komunikasi yang aman," kata dia.

Mengenai KTT tiga pihak antara Presiden AS Joe Biden, Presiden Korsel Yoon Suk Yeol dan Perdana Menteri Jepang Fumio Kishida, dia mengatakan AS akan terus bekerja sama dengan dua sekutu paling setianya itu guna mewujudkan perdamaian dan stabilitas Indo-Pasifik.

KTT trilateral tersebut akan digelar di Camp David pada 18 Agustus.

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi

Sumber: Financial Times

BERITA TERKAIT
BERITA TERBARU

Rusia Impor Senjata dari Korea Utara di Tengah Peperangan Lawan Ukraina, Sudah Mulai Melemah?

Link berhasil disalin!