INDOZONE.ID - Kementerian Pertahanan (Kemenhan) Inggris telah memulai investigasi internal setelah serangkaian email atau surel yang berisi informasi rahasia terkirim ke Mali, yang merupakan sekutu dekat Rusia.
Awalnya, surel-surel elektronik tersebut ditujukan kepada militer Amerika Serikat dan menggunakan nama domain ".mil".
Baca Juga: Menteri Dalam Negeri Inggris Terpaksa Mengundurkan Diri Setelah Salah Kirim Email
Namun, karena sebuah kesalahan pengetikan huruf "i" oleh petugas, pesan-pesan tersebut akhirnya terkirim ke domain "ml", yang merupakan kode negara untuk Mali, sebuah negara di Afrika Barat.
Media massa Inggris melaporkan bahwa surat-surat elektronik tersebut tidak mengandung informasi yang berpotensi membahayakan operasi keamanan Inggris Raya.
Mali adalah sekutu kuat Moskow, dan kelompok militer swasta dari Rusia, yaitu Grup Wagner, turut terlibat dalam konflik di Mali, membantu dalam melawan kelompok pemberontak di sana.
Peristiwa keliru dalam mengirim surel ini terjadi dua pekan setelah beberapa pejabat AS mengakui bahwa selama bertahun-tahun jutaan surel militer AS yang bersifat sensitif ternyata juga telah terkirim ke Mali akibat kesalahan pengetikan yang serupa.
Baca Juga: Polri Usut Email Teror Berisi Ancaman Bom ke Kedubes Belarus
Kebocoran informasi yang tidak disengaja tersebut telah mengakibatkan rilis data-data yang sangat sensitif, termasuk dokumen-dokumen diplomatik, laporan pajak, kata sandi, serta rincian perjalanan para pejabat tinggi.
Kesalahan dalam pengiriman surel ini terus terjadi meskipun sudah ada sejumlah peringatan selama satu dasawarsa.
Kejadian pertama kali dilaporkan oleh Johannes Zuurbier, seorang pengusaha internet Belanda yang mengelola domain negara Mali.
Menurutnya, sejak Januari tahun ini saja, ia telah mengumpulkan hampir 117.000 surel yang salah sasaran dari Departemen Pertahanan AS, dan jumlah tersebut lebih banyak dibandingkan tahun-tahun sebelumnya.
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi
Sumber: Anadolu