Senin, 28 APRIL 2025 • 16:11 WIB

Korea Utara Resmi Kirim Pasukan ke Rusia, Sebut Mereka sebagai 'Pahlawan'

Author

Pemimpin Korea Utara, Kim Jong Un, tampak mengawasi latihan seorang taruna di palang sejajar saat kunjungannya ke Akademi Militer Kang Kon di Pyongyang, Korea Utara, pada 25 Februari 2025.

INDOZONE.ID - Untuk pertama kalinya, Korea Utara akui kirim tentara ke Rusia dalam konflik yang berlangsung di Ukraina.

Pengiriman pasukan ini dilakukan atas perintah langsung dari Kim Jong Un. Pasukan Korut bantu Rusia dalam merebut kembali wilayah yang sempat jatuh ke tangan Ukraina, khususnya di wilayah Kursk.

Menurut laporan KCNA, kemenangan dalam pertempuran ini memperlihatkan, 'tingkat tertinggi dari persahabatan militan strategis' antara Pyongyang dan Moskow. Korut kirim pasukan ke Rusia disebut sebagai bukti kedekatan hubungan kedua negara.

Baca Juga: 4 Fakta Seoul Konfirmasi Ukraina Tangkap 2 Tentara Diduga dari Korea Utara

Pekan lalu, Rusia mengklaim telah berhasil mengusir pasukan Ukraina dari desa terakhir yang dikuasai Ukraina di wilayah Rusia. Meskipun, pihak Kyiv membantah dan menyatakan, operasi mereka masih berlangsung di beberapa area.

Komisi Militer Pusat Partai Pekerja Korea menyatakan, keputusan untuk mengirim tentara ini berdasarkan perjanjian kemitraan strategis yang ditandatangani Kim Jong Un, dan Presiden Rusia Vladimir Putin tahun lalu.

Dengan penuh semangat, Kim Jong Un kirim pasukan ke Rusia dan memerintahkan tentaranya bertempur seolah-olah mereka sedang membela tanah air sendiri.

"Mereka yang berjuang untuk keadilan adalah para pahlawan sejati dan menjadi kebanggaan bangsa," ucap Kim Jong Un dikutip dari KCNA.

Dengan kata lain, Korut sebut tentaranya pahlawan di Rusia atas pengorbanan yang telah mereka lakukan di medan perang.

Korea Utara juga merasa terhormat, memiliki aliansi erat dengan negara kuat seperti Federasi Rusia.

Sementara itu, Amerika Serikat mengecam keras langkah ini, menyebut keterlibatan Korea Utara sebagai pelanggaran terhadap resolusi Dewan Keamanan PBB.

Menurut Departemen Luar Negeri AS, negara-negara seperti Korea Utara yang mendukung Rusia memperpanjang konflik dan harus bertanggung jawab.

Baca Juga: Korea Selatan Klaim Korea Utara Kirim 10 Ribu Tentara untuk Bantu Rusia Melawan Ukraina, Disuruh Bunuh Diri Jika Tertangkap

Pemerintah Korea Selatan turut mengutuk tindakan ini. Mereka menyebutnya sebagai pengakuan atas tindakan kriminal, dan mengecam keputusan Pyongyang yang dinilai tidak manusiawi dan tidak bermoral.

Sebab, Korut mengirim generasi mudanya untuk bertempur di negara lain, demi menopang kekuasaan rezim.

Analis memperkirakan pengumuman ini, yang disampaikan setelah enam bulan tanpa kabar, bertujuan memperkuat citra hubungan sejajar antara Kim Jong Un dan Vladimir Putin.

Dengan menonjolkan pengorbanan pasukannya 'dengan darah', Korea Utara ingin menunjukkan betapa kuat dan pentingnya hubungan strategis ini.

Hong Min dari Institut Unifikasi Nasional Korea di Seoul menilai, langkah ini merupakan persiapan menuju pertemuan puncak berikutnya, antara Kim dan Putin.

Ukraina memperkirakan sekitar 14.000 tentara Korea Utara telah dikerahkan ke medan tempur, termasuk 3.000 pasukan tambahan untuk menggantikan korban yang gugur.

Meski kurang berpengalaman dalam penggunaan kendaraan lapis baja dan perang drone, pasukan Korea Utara mampu cepat beradaptasi.

Pada 24 April, Pasukan Operasi Khusus Ukraina melaporkan, mereka berhasil menewaskan satu unit yang terdiri dari 25 tentara Korea Utara di wilayah Kursk.

Rekaman video yang dirilis menunjukkan barang-barang pribadi milik para tentara, termasuk catatan berbahasa Korea.

Selain mengirimkan tentara, Korea Utara juga disebut telah memasok persenjataan kepada Rusia, seperti amunisi artileri dan rudal balistik, menurut pejabat Korea Selatan.

Pada Sabtu (26/4/2025) lalu, Rusia akhirnya mengonfirmasi secara terbuka, tentara Korea Utara telah bertempur bersama pasukan Rusia di Kursk.

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi

Sumber: Channelnewsasia.com