Dilansir dari kantor berita milik negara TASS, perjanjian itu diperkirakan akan berlaku selama 20 tahun.
Yang menjadi fokus utama kebijakan luar negeri Putin adalah membangun hubungan yang lebih dekat dengan Iran, Tiongkok, dan Korea Utara untuk menantang apa yang disebutnya hegemoni global yang dipimpin AS.
Kunjungan Pezeshkian ke Rusia dilakukan setelah Teheran menghadapi beberapa kemunduran kebijakan luar negeri tahun lalu.
Ini termasuk serangan oposisi Suriah yang menggulingkan Presiden Bashar al-Assad, sekutu utama Rusia dan Iran serta melemahnya kelompok Hizbullah bersenjata Lebanon yang bersekutu dengan Iran setelah perang dengan Israel.
Perjanjian itu ditandatangani beberapa hari sebelum Trump kembali berkuasa pada tanggal 20 Januari nanti.
Presiden terpilih AS, yang telah lama menjadi pendukung sikap tegas terhadap Iran, telah mengancam tindakan militer cepat untuk mengakhiri konflik di Ukraina dan Timur Tengah.
Selama masa jabatan pertamanya, Trump menarik diri dari kesepakatan multinasional yang memberikan keringanan sanksi kepada Iran dengan imbalan pembatasan nuklir.
Pada tahun 2020, Trump memerintahkan pembunuhan komandan Garda Revolusi Iran Qasem Soleimani dalam serangan pesawat tak berawak AS di Irak yang memicu kemarahan di Iran.
Tahun lalu, Trump memperingatkan bahwa AS akan melenyapkan Iran dari muka Bum jika dugaan rencana Iran untuk membunuhnya berhasil.
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi
Sumber: Al Jazeera