INDOZONE.ID - Kapolda Metro Jaya, Irjen Pol Karyoto, memberhentikan secara tidak hormat sebanyak 31 anggota bermasalah. Puluhan polisi tersebut dipecat lantaran terlibat sejumlah kasus salah satunya terlibat lesbian, gay, biseksual dan transgender atau LGBT.
Upacara pemecetan itu berlangsung di Gedung Balai Pertemuan Metro Jaya, Jakarta pada hari Kamis, 2 Januari 2025 kemarin. Kapolda Metro Irjen Karyoto memimpin secara langsung upacara tersebut.
"Pada hari ini kita masih diberikan kesehatan dan kesempatan untuk mengikuti pelaksanaan upacara PTDH anggota Polda Metro Jaya yang telah melakukan pelanggaran berat," buka Karyoto dalam sambutanya.
Baca Juga: Selain Pelanggaran Etik, Kompolnas Yakin Ada Unsur Pidana di Kasus Polisi Peras Penonton DWP
Dalam kesempatan itu, Karyoto menyebut jika provesi kepolisian tidak semua orang bisa mendapatkannya. Untuk itu, dia meminta seluruh jajaranya untuk menekuni provesi tersebut.
"Saya kembali mengingatkan bahwa sudah banyak anak muda yang dilantik menjadi anggota Polri dan membuat kebanggaan bagi keluarga. Tidak semua dapat lolos seleksi menjadi anggota Polri, dan ingatlah itu adalah sebuah perjuangan," tegas Irjen Karyoto.
Dalam kasus ini, tercatat ada sebanyak 31 anggota Polda Metro Jaya yang diberikan sanksi PTDH pada bulan Desember 2024 kemarin. Mereka dipecat akibat terlibat sejumlah kasus berbeda.
Kasus mereka antara lain delapan orang terkait kasus penyalahgunaan narkoba, 15 orang kasus Disersi, satu orang kasus tindak pidana penggelapan atau penipuan, empat orang kasus perselingkuhan, dia orang kasus nikah sirih dan satu orang terlibat LGBT.
Baca Juga: Polri Sebut Bakal Kembalikan Uang Rp2,5 Miliar Hasil Perasan Oknum Polisi ke Penonton DWP
Dari total tersebut, lima orang berasal dari satuan kerja Mapolda, sementara 26 lainnya bertugas di jajaran Polres. Upacara PTDH untuk anggota di tingkat Polres dilakukan di masing-masing wilayah.
Terakhir, pimpinan tertinggi institusi kepolisian daerah Metro Jaya ini mengingatkan kepada paea atasan-atasan untuk melakukan pembinaan terhadap anggotanya masing-masing.
"Para komandan dan atasan laksanakan fungsi pembinaan terhadap anggotanya masing-masing, lakukan waskat dan wasdal secara maksimal. Kita semua beragama, oleh karena itu saya mengingatkan kembali bahwa ikuti syariat agama masing-masing untuk menjadi alat kontrol bagi diri kita dalam membedakan apa yang baik dan buruk," pungkasya.
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi
Sumber: Liputan Langsung