Uang palsu sindikat Jakarta Barat. (INDOZONE/Samsudhuha Wildansyah)
INDOZONE.ID - Asal usul mobil berpelat dinas TNI terparkir di markas sindikat pembuat uang palsu Jakarta Barat, akhirnya terkuak. Mobil tersebut rupanya dipinjam oleh salah satu tersangka dari keluarganya yang merupakan pensiunan TNI.
"Dari beberapa rekan media pernah bertanya kepada kami terkait ada di TKP terdapat satu mobil jenis Hilux berpelat nomor dinas, kebetulan nomor dinas tersebut disitu tertera jelas punyanya milik Kodam Jaya," kata Kapendam Jaya, Kolonel Inf Deki Rayu Syah Putra, dalam konferensi pers di Mapolda Metro Jaya, Jakarta, Jumat (21/6/2024).
Konferensi pers sindikat uang palsu Jakarta Barat. (INDOZONE/Samsudhuha Wildansyah)
"Kami izin menyampaikan, bahwa benar adanya bahwa mobil dinas tersebut terdaftar di dalam daftar Kapaldam Jaya (Kepala Peralatan Kodam Jaya) selaku yang berhak mengeluarkan nomor dinas di Paldam Jaya," sambungnya.
Baca Juga: Harga Uang Palsu Produksi Sindikat di Jakbar: Rp20 M Dijual Rp5 M!
Berdasarkan data yang dimiliki, nomor pelat dinas itu digunakan oleh anggota TNI bernama Kolonel Djarot yang sudah pensiun pada 2021 lalu. Nomor itu juga sudah tidak sah untuk dipergunakan.
"Nomor dinas tersebut disitu terdaftar dari tahun 2020 dan habis masanya ditahun 2021, berarti nomor tersebut sudah tidak sah digunakan dan mobil tersebut juga dia hanya meminjam nomor polisi untuk kegiatan dinas seharusnya," kata Deki.
Tersangka berinisial FF yang sengaja membawa dan memarkirkan mobil tersebut. Sementara itu, pemilik mobil, yang merupakan pensiunan TNI, diketahui merupakan saudara dari FF.
Baca Juga: Jumlah Tersangka Uang Palsu Rp22 M Jadi 4 Orang, Begini Perannya!
"Beliau (pemilik mobil) berada di wilayah Jawa Barat dan mobil tersebut berada di TKP, dipinjam oleh keluarganya salah satu tersangka, diparkirkan di garasi, di samping tempat TKP," ungkapnya.
Berkaitan dengan tujuan atau motif tersangka memarkirkan mobil berpelat dinas TNI tersebut, belum diketahui hingga saat ini. Pihak TNI, yang berkolaborasi dengan Polda Metro Jaya, masih mendalami hal tersebut.
"Itu dipinjam untuk bertamu dan tidak tahu untuk apa. Untuk selanjutnya, masih kami lakukan pendalaman. Nanti, hasilnya akan kami sampaikan lebih lanjut," paparnya.
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi
Sumber: Liputan