INDOZONE.ID - Indonesia tengah menjajaki peluang kerja sama bidang ketenagakerjaan dengan Pemerintah Libya.
Kerja sama yang diinisiasi oleh Kementerian Ketenagakerjaan ini meliputi pengembangan K3 serta penempatan tenaga kerja profesional.
Selain itu, kerja sama juga termasuk program pelatihan yang direalisasikan dalam bentuk pertukaran informasi dan kunjungan, comparative study atau benchmarking, penyelenggaraan seminar dan konferensi, proyek bersama, bantuan teknis, hingga pertukaran tenaga ahli.
"Saya ingin inisiasi dan penjajakan kerja sama antara Pemerintah Libya dan Pemerintah Indonesia di bidang ketenagakerjaan dapat segera terwujud," Menteri Ketenagakerjaan Ida Fauziyah saat bertemu Duta Besar Libya untuk Indonesia, Zakarya Muhammad Mustafa El-Moghrabi, dikutip Rabu (22/5/2024).
Ihwal penempatan pekerja migran, dia menjelaskan, Pemerintah Indonesia sudah memberlakukan kebijakan moratorium untuk penempatan pekerja migran Indonesia ke negara-negara di Timur Tengah.
Baca Juga: Kemnaker Ajak 3 Lembaga Internasional Kembangkan SDM Ketenagakerjaan
Hal ini sesuai dengan UU Nomor 18 Tahun 2017 tentang Pelindungan Pekerja Migran Indonesia.
Pemerintah juga memiliki aturan untuk penempatan pekerja migran, yang diberlakukan guna melindungi para tenaga kerja asing.
Menaker Ida Fauziyah saat bertemu Duta Besar Libya untuk Indonesia, Zakarya Muhammad Mustafa El-Moghrab.
Adapun sejumlah aturan tersebut termasuk mempunyai perjanjian dengan Pemerintah Indonesia, memiliki sistem jaminan sosial atau asuransi yang melindungi tenaga kerja asing, dan memiliki integrasi sistem antara Pemerintah Indonesia dengan negara penempatan.
"Pemerintah Indonesia memiliki kebijakan yang menekankan penempatan pekerja migran Indonesia yang mempunyai keterampilan sesuai dengan bidangnya, dan tersertifikasi untuk pekerjaan di sektor formal," kata Ida Fauziyah.
Baca Juga: Silaturahmi, Menaker Ingin Jalin Kerja Sama Menguntungkan dengan Stakeholders Ketenagakerjaan
Adapun kerja sama pelatihan yang dilakukan dengan Libya, lanjut dia, berupa pelatihan dari bidang kejuruan yang banyak diminati dan sangat potensial, seperti kejuruan otomotif, informatika, telekomunikasi, garmen, las, dan Listrik.
"Kerja sama kedua negara di bidang pelatihan nantinya akan dikembangkan melalui skema exchange training program," ungkapnya.
Ida pun berharap pertemuannya dengan Dubes Zakarya Muhammad Mustafa El-Moghrabi dapat menjadi momentum baru untuk mengembangkan kerja sama bidang ketenagakerjaan yang saling menguntungkan.
"Semoga kerja sama antara Pemerintah Indonesia dan Libya dapat semakin erat dan memberikan keuntungan bagi kedua negara," ujarnya.
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi
Sumber: