Kategori Berita
Media Network
Sabtu, 06 JANUARI 2024 • 19:44 WIB

Menlu Paparkan Data Diplomasi Ekonomi, Indonesia Berhasil Raup Cuan Banyak!

Menlu Retno Marsudi memberi tanggapan tegas soal peta baru China.

INDOZONE.ID - Menteri Luar Negeri (Menlu) RI Retno Marsudi mengatakan kementeriannya berkolaborasi dengan kementerian lain seperti Kementerian Investasi/BKPM dan Kementerian Perdagangan dengan melakukan sejumlah gebrakan dalam diplomasi ekonomi yang membawa dampak besar bagi perekonomian Indonesia pada tahun dua tahun terakhir.

Pertama adalah diplomasi ekonomi terkait ekspor perdagangan ekonomi yang terus meningkat dari waktu ke waktu. Retno mengatakan, berdasarkan data Kementerian Luar Negeri yang berhasil dikumpulkan, pada Januari hingga November 2023, perdagangan ekspor Indonesia mencapai US$439,1 miliar.

"Tren ekonomi perdagangan ekspor kita dari waktu ke waktu terus meningkat dan Indonesia mengalami surplus. Demikkian juga investasi makin banyak yang masuk." kata Retno dalam keterangan tertulis, Sabtu (6/1/2024).

Langkah lain dari kebijakan diplomasi ekonomi Indonesia juga terlihat pada penyelenggaraan Konferensi Tingkat Tinggi G20 Bali 2022. Pada KTT G20 Bali, Kementerian Luar Negeri melakukan langkah out of the box dengan membuat daftar proyek yg dikerjasamakan.

Baca Juga: Kim Ju-ae, sang Pewaris Takhta Kim Jong-un sebagai Penguasa Korea Utara

Retno juga mengatakan langkah serupa dilakukan pada Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) ke-43 ASEAN, di mana melalui ASEAN-Indo-Pacific Forum (AIPF) Indonesia berhasil memperoleh 93 proyek dengan nilai US$38,2 miliar.

Gebrakan diplomasi ekonomi lain yang dilakukan Kementerian Luar Negeri adalah melalui perundingan demi mengurangi hambatan-hambatan perdagangan Indonesia.

Salah satunya adalah perundingan Indonesia-European Union Comprehensive Economic Partnership Agreement (IEU CEPA) terkait diskriminasi produk-produk Indonesia, seperti kelapa sawit dan juga terkait hilirisasi industri.

Indonesia sendiri terus memperjuangkan terkait hilirisasi untuk seluruh produk berbahan minyak sawit yang ditentang Eropa karena dianggap merusak lingkungan. Faktanya minyak sawit lebih ramah dari sisi lingkungan dibanding bunga matahari dan kanola yang banyak ditanam negara Eropa untuk pembuatan minyak goreng.

Baca Juga: Presiden Belarusia Menandatangani Undang-undang Kekebalan Seumur Hidup dari Penuntutan

Adapun pohon sawit bisa bertahan hidup selama 25 tahun, bahkan 30 tahun. Sementara bunga matahari, setiap enam bulan harus dipanen. Saat itu tanaman bunga matahari atau kanola harus ditebang habis dan ditanam ulang.

Kebijakan Indonesia yang membuat geram eropa adalah ketika Indonesia menghentikan ekspor bijih nikel sejak 2020. Kebijakan itu diambil Presiden Joko Widodo (Jokowi) untuk meningkatkan nilai tambah untuk negara.

Ia mengatakan bahwa nilai tambah nikel RI telah melonjak menjadi sekitar US$30-33 miliar atau sekitar Rp450 triliun pada 2022 dari sebelumnya saat masih mengekspor bijih nikel hanya sekitar US$1,1 miliar atau sekitar Rp17 triliun.

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi

Sumber:

BERITA TERKAIT
BERITA TERBARU

Menlu Paparkan Data Diplomasi Ekonomi, Indonesia Berhasil Raup Cuan Banyak!

Link berhasil disalin!