Keluarga korban tragedi Kanjuruhan datangi Mabes Polri. (INDOZONE/Samsudhuha Wildansyah).
INDOZONE.ID - Sejumlah keluarga dari perwakilan korban tragedi Stadion Kanjuruhan berbondong-bondong mendatangi Gedung Bareskrim Polri, Jakarta siang tadi. Mereka kembali datang lantaran merasa belum mendapat keadilan hingga berniat membuat laporan polisi.
Rombongan datang dengan membawa foto-foto keluarga mereka yang menjadi korban tragedi Kanjuruhan. Mereka tampak mengenakan baju berwarna putih.
Ketua Tim Advokasi Tragedi Kanjuruhan, Imam Hidayat mengungkap kedatangan para keluarga korban lantaran masih merasa belum mendapat keadilan terhadap kasus ini. Mereka juga berniat membuat laporan polisi.
"Kita akan membuat laporan ya, laporan polisi terhadap korban tragedi Kanjuruhan yang sampai ini hari belum mendapatkan rasa keadilan. Ini para keluarga korban yang datang dari Malang semua," kata Imam kepada wartawan di Gedung Bareskrim Polri, Jakarat, Rabu (27/9/2023).
Baca Juga: Menolak Lupa Tragedi Kanjuruhan, Pria Kota Batu Bersepeda Keranda Mayat Sejauh 800 Km ke Senayan
Dia tidak merinci mengenai laporan yang dibuat namun, dia menyebut salah satu laporan berkaitan dengan penganiayaan menyebabkan tewasnya seseorang.
Keluarga korban tragedi Kanjuruhan datangi Mabes Polri. (INDOZONE/Samsudhuha Wildansyah).
"Kalau terkait pasal kita Pasal 251, 338, kalau memungkinkan 340 penganiayaan terhadap anak perempuan yang menyebabkan meninggal, luka berat. Pokoknya pasal yang bisa memberikan keadilan kepada keluarga korban kita ajukan," beber Imam.
Tragedi berdarah di Stadion Kanjuruhan, Malang, Jawa Timur diketahui terjadi pada 1 Oktober 2022 yang lalu. Kala itu tengah berlangsung pertandingan antara Arema FC vs Persebaya dalam rangkaian Liga 1 2022/2023 pekan ke-11.
Laga tersebut dimenangkan oleh Persebaya dengan skor 2-3. Setelah pertandingan usai, para penonton masuk ke area lapangan hingga terjadi kericuhan.
Baca Juga: 100 Hari Tragedi Kanjuruhan, Mahfud MD: Keluarga Korban Belum Puas, Polisi Juga!
Pihak kepolisian melepas tembakan gas air mata untuk menghalau dan membubarkan massa. Bukan berdampak baik, gas air mata malah memperburuk suasana disana.
Para supporter berdesakan mencoba keluar dari area Stadion yang kala itu dipenuhi gas air mata. Korban jiwa-pun berjatuhan.
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi
Sumber: