Pria asal Batu bersepeda dengan membawa keranda menuju Senayan. (Z Creators/Muhammad Ulul Azmy)
INDOZONE.ID - Aksi simpatik dilakukan seorang pria di Kota Batu, Jawa Timur bernama Miftahudin Ramli (53). Demi menyuarakan kembali keadilan Tragedi Kanjuruhan, dia akan menempuh jarak 820 kilometer menuju Senayan, Jakarta dengan mengayuh sepeda.
Menariknya, sepeda yang dikendarainya didesain sedemikian rupa dengan membawa keranda mayat yang dikerek di belakangnya. Keranda mayat itu dia bawa sebagai simbol bahwa para korban Tragedi Kanjuruhan masih terus mencari keadilan.
Seperti diketahui, dalam penanganan hukumnya dinilai tidak tuntas. Selain penetapan tersangka, hakim juga menilai bahwa penembakan gas air mata yang menyebabkan 135 korban tewas dan 600 lebih dari segala umur luka-luka.
Hingga saat ini, gelombang para pencari keadilan, termasuk dari keluarga korban dan juga pecinta sepak bola lainnya juga masih ada. Seperti yang dilakukan Ramli atau akrab disapa Midun ini dengan caranya sendiri.
Pria asal Batu bersepeda dengan membawa keranda menuju Senayan. (Z Creators/Muhammad Ulul Azmy)
Midun sendiri sudah berangkat pada Kamis, 3 Agustus 2023 pagi tadi. Dia menargetkan bisa sampai ke Senayan, Jakarta tepat pada peringatan kemerdekaan RI pada 17 Agustus 2023.
"Tapi kalau misal saya tidak kuat, semoga ada orang lain yang meneruskan misi ini," tuturnya.
Midun menjelaskan jika rute perjalannya telah ia susun sejak sebelumnya dengan menempuh via jalur pantai utara (pantura).
Di setiap daerah yang dilintasi, rencana dia juga akan menyambangi setiap stadion seperti misalnya Stadion Gelora Delta, Stadion Bung Tomo dan lainnya.
Nantinya, jika sudah sampai Senayan, dia juga tidak berharap lebih untuk ditemui pejabat negara seperti Presiden atau petinggi PSSI Erick Thohir sekalipun.
Pria asal Batu bersepeda dengan membawa keranda menuju Senayan. (Z Creators/Muhammad Ulul Azmy)
Kata Midun, dia hanya ingin menyuarakan kembali pada publik bahwa Tragedi Kanjuruhan tidak boleh dilupakan.
Apalagi, kasus itu menjadi tragedi terbesar kedua di dunia sepak bola. Tentunya, dia tidak ingin Tragedi itu kembali terjadi. Artinya, penanganan hukumnya harus diusut tuntas, seadil-adilnya.
"Saya hanya ingin menyuarakan tentang Tragedi Kanjuruhan yang hingga kini masih jauh dari kata adil. Jangan lagi nanti kedepannya ada tragedi di sepak bola yang memakan korban jiwa," harapnya.
PENULIS: MUHAMMAD ULUL AZMY
Konten ini adalah kiriman dari Z Creators Indozone. Yuk bikin cerita dan konten serumu serta dapatkan berbagai reward menarik! Let's join Z Creators dengan klik di sini.
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi
Sumber: Z Creators