Hati-hati, Penyemprotan Air ke Jalan Justru Bikin Polusi Udara Pindah ke Tempat Lain

Polusi udara yang buruk membuat jarak pandang terbatas di Jakarta pada Rabu (9/8/2023)

INDOZONE.ID - Polda Metro Jaya mengerahkan sebanyak empat unit water canon untuk menyemprotkan air ke sejumlah ruas jalanan protokol, sebagai upaya mengurangi polusi udara di Jakarta.

Sayangnya metode penyemprotan kurang efektif jika dilakukan dengan cara yang salah. Alih-alih menghilangkan polusi udara, penyemprotan itu justru membuat polusi udara pindah ke tempat lain.

Menurut Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin, penyemprotan air seharusnya dilakukan dari atas. Sebab, partikel PM2,5 banyak beredar di atas udara.

Baca Juga: Kementerian Koordinator PMK Modifikasi Cuaca sebagai Upaya Kurasi Polusi Buruk

“Kegiatan penyemprotnya juga harus luas, karena kalau sedikit itu hanya menggeser-geser saja, malah bisa menyebarkan pindah ke tempat lain,” kata dia.

Badan Kesehatan Dunia (WHO) membagi kategori polusi udara ke dalam dua kelompok, yaitu gas dan partikel.

Polusi udara yang dipicu gas bersumber dari nitrogen monoksida, sulfur monoksida, dan karbon monoksida.

Sedangkan, polusi udara yang disebabkan partikel berasal dari PM2,5 dan PM10.

Baca Juga: Mendagri Terbitkan Instruksi Pengendalian Polusi Udara Jabodetabek, Mulai WFH hingga Aturan Kendaraan

Budi menuturkan, hanya ada dua hal yang bisa menghilangkan partikel PM2,5, yaitu hujan lebat dan angin kencang.

Misalnya, pada 17 Agustus 2023 lalu, berbagai pemantauan indeks kualitas udara di Jakarta menunjukkan angka berwarna kuning bahkan hijau, karena saat itu ada angin kencang yang meniup polusi udara keluar dari Jakarta.

“Jadi kalau mau mengurangi PM2,5 itu yang biasanya dikurangi adalah transportasi, pembangkit listrik, dan industri. Inilah yang menyebabkan banyak PM2,5 berada di atas," pungkas Budi.