Kategori Berita
Media Network
Selasa, 26 APRIL 2022 • 11:55 WIB

Menlu Rusia: Barat Jangan Macam-macam dengan Ancaman Perang Nuklir, Zelensky Jago Akting

Menlu Rusia Sergei Lavrov. (REUTERS) dan Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky (Layanan Kepresidenan Ukraina via Reuters)

Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov memperingatkan kepada negara-negara Barat jangan macam-macam dengan ancaman risiko perang nuklir atas situasi di Ukraina.

Lavrov mengatakan bahwa inti dari setiap perjanjian untuk mengakhiri konflik di Ukraina akan sangat bergantung pada situasi militer di lapangan.

Lavrov ditanya tentang pentingnya menghindari perang dunia ketiga dan apakah situasi saat ini bisa dibandingkan dengan krisis rudal Kuba pada 1962, salah satu masa terburuk dalam hubungan AS-Soviet.

Kata dia, Rusia melakukan banyak hal untuk menjunjung prinsip-prinsip dalam upaya mencegah perang nuklir dengan cara apa pun.

"Ini posisi penting kami yang mendasari segalanya. Risikonya kini cukup besar," kata Lavrov melansir Reuters, Selasa (26/4/2022).

"Saya tidak akan mau meningkatkan risiko itu secara sengaja. Banyak orang akan seperti itu. Bahayanya serius, nyata. Dan kita tak boleh meremehkannya," tambahnya.

Invasi Rusia di Ukraina yang telah berlangsung 2,5 bulan telah membuat ribuan orang tewas dan terluka, menghancurkan kota dan desa, dan memaksa 5 juta orang mengungsi ke luar negeri.

Baca juga: Lawan KDRT dan Perselingkuhan Lukman Azhari, Medina Zein Tuai Dukungan Basmi Pelakor

Moskow menyebut aksinya itu sebagai "operasi khusus" untuk melucuti Ukraina dan melindungi negara itu dari kaum fasis. Ukraina dan Barat mengatakan hal itu hanyalah dalih Presiden Vladimir Putin untuk melakukan agresi tak berdasar.

AS Minim Dialog

Membela tindakan Moskow, Lavrov juga menyalahkan Washington atas minimnya dialog.

"Amerika Serikat praktis telah menutup semua kontak semata-mata karena kami berkewajiban membela orang-orang Rusia di Ukraina," kata Lavrov, mengulangi alasan Moskow melakukan invasi di negara tetangganya itu.

Namun, dia mengatakan pasokan senjata canggih Barat, termasuk rudal anti tank Javelin, kendaraan lapis baja dan pesawat nirawak, merupakan tindakan provokatif yang sudah diperhitungkan untuk memperpanjang konflik ketimbang mengakhirinya.

"Senjata-senjata ini akan menjadi target yang sah bagi tindakan militer Rusia dalam konteks operasi khusus," kata Lavrov.

"Fasilitas penyimpanan di Ukraina barat telah menjadi target lebih dari sekali (oleh pasukan Rusia). Bagaimana tidak?" katanya menambahkan.

Jago Akting

Lavrov menyebut NATO pada dasarnya terlibat dalam perang dengan Rusia melalui sebuah proksi dan mempersenjatai proksi tersebut.

Dia mengatakan pemerintah Ukraina tidak berunding dengan niat baik dan Presiden Volodymyr Zelensky, mantan aktor, seperti Perdana Menteri Inggris yang berakting di depan publik daripada menangani tugas di depan mata: perundingan.

"Mereka mirip dalam hal kemampuan berakting. Misalnya, mereka pura-pura bernegosiasi," kata Lavrov.

Artikel Menarik Lainnya:

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi

Sumber:

BERITA TERBARU

Menlu Rusia: Barat Jangan Macam-macam dengan Ancaman Perang Nuklir, Zelensky Jago Akting

Link berhasil disalin!