Varian baru virus corona P1 ditemukan di Brasil dalam penelitian yang dilakukan oleh lembaga kesehatan masyarakat Fiocruz. Varian ini ditemukan di tengah melonjaknya kasus Covid-19 di Brasil yang kini menduduki peringkat ketiga negara dengan kasus Covid-19 tertinggi sebanyak 13.758.093 hari ini.
Varian virus corona P1 menimbulkan kekhawatiran internasional karena dapat bermutasi dengan cara menghindari antibodi, menurut para ilmuwan yang mempelajari virus tersebut.
Mereka juga mengatakan bahwa varian P1 lebih kebal terhadap vaksin - yang menargetkan lonjakan protein - dengan implikasi yang berpotensi besar terhadap tingkat keparahan wabah di Brasil.
"Kami uakin itu adalah mekanisme pelarian lain yang diciptakan virus untuk menghindari respons antibodi," kata Felipe Naveca, salah satu penulis studi dikutip dari Reuters, Jumat (16/4/2021).
Penelitian juga menunjukkan bahwa varian virus corona P1 ini 2,5 kali lebih menular daripada virus corona asli dan lebih resisten terhadap antibodi.
Akibat temuan varian baru ini, Prancis menangguhkan semua penerbangan ke dan dari Brasil untuk mencegah penyebaran varian. Varian P1 disebut dengan cepat menjadi dominasi di Brasil dan dianggap sebagai faktor besar di balik Covid-19 gelombang kedua.
BACA JUGA: Update Corona Dunia 16 April: 139 Juta Kasus Positif, 118 Juta Sembuh
Hingga saat ini, menurut data Worldometers, ada 365.954 total kematian di Brasil akibat Covid-19. Angka ini membuat Brasil sebagai negara kedua dengan kematian akibat Covid-19 tertinggi setelah Amerika Serikat.
Ilmuwan di Fakultas Kedokteran Universitas Sao Paulo, Ester Sabino mengatakan munculnya mutasi varian P1 tidak mengherankan mengingat kecepatan penularan yang cepat.
"Jika Anda memiliki tingkat penularan yang tinggi, seperti yang Anda alami di Brasil saat ini, risiko mutasi dan varian baru Anda meningkat," tandasnya.
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi
Sumber: