Iran meluncurkan kapal militer terbesarnya selama latihan rudal. Ini merupakan bentuk unjuk kekuatan terbaru Angkatan Laut Iran setelah latihan drone dan pembukaan pangkalan rudal oleh Korps Pengawal Revolusi.
Melansir Aljazeera, Angkatan laut Iran telah secara resmi memasukkan kapal militer terbesar negara itu ke dalam armadanya selama latihan rudal maritim. Tentunya momen tersebut bertepatan dengan meningkatnya ketegangan antara Iran dan Amerika Serikat terkait program nuklirnya.
Kapal pangkalan militer buatan dalam negeri bernama IRIS Makran, dikatakan mampu membawa hingga lima helikopter dan siap bergabung dengan armada dengan kapal lain yang mampu menembakkan rudal.
Kapal perang sepanjang 228 meter (748 kaki) sebelumnya merupakan kapal tanker minyak, yang telah dimodifikasi dan digunakan kembali untuk memberikan dukungan logistik, melakukan misi pencarian dan penyelamatan, mengerahkan pasukan khusus, mengisi dan mengangkut persediaan, menawarkan bantuan medis, dan tentu saja bertindak sebagai pangkalan.
Kapal ini bisa menembakkan rudal jelajah di laut, menguji rudal dari kapal selam, melakukan operasi pasukan khusus, dan mengerahkan kendaraan udara tak berawak. Hal itu semua diuji selama dua hari di Laut Oman.
"Dengan menyelenggarakan latihan ini, kami dapat mengevaluasi kemampuan kami untuk menanggapi potensi ancaman dari musuh secara tepat waktu dan meningkatkan kinerja kami melalui mengatasi kelemahan dan meningkatkan kekuatan," kata Laksamana Hamzeh Ali Kaviani, yang bertindak sebagai juru bicara latihan tersebut.
Baca Juga: FOTO: Perawatan Korban Gempa Sulawesi Barat di Rumah Sakit
AS dan sekutu regionalnya, terutama Arab Saudi dan Israel, melihat program rudal Iran sebagai ancaman keamanan dengan kekhawatiran bahwa Teheran mungkin menggunakan rudal jarak jauhnya untuk membawa hulu ledak nuklir.
Tentara Iran juga mengadakan latihan drone pertama kali pada awal Januari, di mana ia memamerkan dan menguji ratusan kendaraan udara tak berawak (UAV) buatan lokal.
Pekan lalu, Korps Pengawal Revolusi Islam meluncurkan pangkalan rudal bawah tanah besar di sepanjang pantai Teluk Persia, yang dikatakan sebagai salah satu dari "banyak" pangkalan serupa.
Pertunjukan kekuatan militer terjadi di tengah ketegangan yang berlanjut dengan AS beberapa hari sebelum Presiden Donald Trump akan meninggalkan Gedung Putih.
Ketegangan meningkat sejak 2018 ketika Trump keluar dari kesepakatan nuklir 2015, yang mengekang program nuklir Teheran. Sejak itu AS telah mengumumkan sanksi keras yang melumpuhkan ekonomi Iran.
Presiden Joe Biden yang akan datang telah berjanji untuk mengurangi ketegangan dan merevitalisasi kesepakatan nuklir.
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi
Sumber: