Kamis, 19 DESEMBER 2024 • 16:15 WIB

Tutup Rangkaian Pengabdian MBKP, Wamen Kebudayaan: Makan Bergizi Gratis dari Swasembada Pangan Lokal

Author

Wakil Menteri Kebudayaan Giring Ganesha Jumario (sedang) berpidato di acara penutupan program MBKP. (Z Creator/Wahyu Kartika Putra)

INDOZONE.ID - Rangkaian kegiatan magang berbasis pengabdian Muda Berdaya untuk Kedaulatan Pangan (MBKP) yang dilakukan di Kabupaten Lembata NTT, telah resmi ditutup oleh Wakil Menteri Kebudayaan, Giring Ganesha Jumario, pada Rabu (11/12/2024).

Program MBKP ini dirancang oleh Direktorat Kepercayaan Terhadap Tuhan yang Maha Esa dan Masyarakat Adat (KMA) untuk mendukung program pemerintah menciptakan negara yang berdaulat atas produksi, konsumsi, dan distribusi pangannya.

Pengabdian dilakukan kurang lebih empat bulan di Kabupaten Lembata, NTT. 212 mahasiswa dari 103 perguruan tinggi seluruh Indonesia, diterjunkan di 29 desa.

Baca Juga: Istri Maju Caleg DPR RI, Giring Ganesha Sowan dan Minta Izin ke Gibran

Ratusan mahasiswa ini memiliki misi untuk mendapatkan pangkalan data persebaran produksi, konsumsi, dan distribusi pangan lokal pada tiap desa penempatannya.

Adapun dengan pangkalan data yang diperoleh, mahasiswa ditugaskan untuk menciptakan inovasi prototipe dalam bentuk usulan kebijakan atau produk berbasis kearifan lokal.

Acara penutupan yang dilakukan di Pantai Wulan Luo, Kota Lembata, Rabu petang, mengundang seluruh stackholder pemerintah Lembata untuk bersama-sama dengan Bapak Wamen Kebudayaan untuk meninjau inovasi yang telah digagas dan ciptakan oleh para mahasiswa.

Suasana acara penutupan yang dilakukan di Pantai Wulan Luo, Kota Lembata, Rabu petang. (Z Creator/Wahyu Kartika Putra)

"Kegiatan ini adalah permulaan kolosal multipihak yang melibatkan generasi muda guna mewujudkan masyrakat daerah yang berdaulat atas pangan. Ini adalah panggung besar untuk mahasiswa, mentor, dan kepala desa dalam memantik langkah awal Swamsebada pangan di Lembata guna mendukung makan bergizi gratis berbasis pangan lokal," ujar Giring saat melakukan pidato penutupan acara.

Penguatan kedaulatan pangan dengan meninjau kebudayaan lokal adalah langkah strategis untuk menciptakan kehidupan manusia yang harmonis dengan ekologi alam sekitar. 

Hal ini pun tercemin dari salah satu inovasi prototipe kelompok mahasiswa di Desa Laranwutun. Berbasikan kearifan lokal, tim MBKP Laranwutun menawarkan empat prototipe yang mencakup pengoptimalan aspek produksi, konsumsi, dan distribusi pangan lokal. Hal tersebut meliputi:

1. inovasi Kebijakan gerakan 1 hari tanpa nasi; kebijakan festival pangan lokal tahunan

2. inovasi makanan cendol, nuget, abon, kerupuk berbahan dasar kelor, jagung, dan ikan

3. Inovasi agronomi ramah lingkungan dengan penciptaan pestisida nabati, JMS (Jadam Microbial Solution), dan PSB (Bakteri fotosintesis)

Baca Juga: Tinjau Uji Coba Makan Bergizi Gratis di SD Kulon Progo, Zulhas: Saya Senang Muhammadiyah Dirangkul

4. Pengarsipan Kebudayaan Benda dan Tak Benda berkaitan dengan sistem pangan melalui pembuatan literatur buku dan film guna menjaga dan mengenalkan budaya tersebut dengan media kreatif.

Kemudian, Giring mengungkapkan tindak lanjut mengenai program MBKP kepada pihak pemerintah daerah Lembata.

"Saya titip ke teman-teman saya (pemerintah daerah Lembata) untuk menyampaikan gagasan dan ide ini kepada Bupati Lembata terpilih untuk menindaklanjuti guna menciptakan sustainability program ini di tahun berikutnya. Hal ini, sejalan dengan program yang ditekankan Pak Prabowo untuk menjamin masyarakatnya terpenuhi dalam hal pangan berlandaskan swamsebada pangan berbasis kearifan lokal," ungkap Giring.

Banner Z Creators Undip.

Penulis: Nadya Mayangsari

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi

Sumber: Liputan Langsung