INDOZONE.ID - Tahun 2024 menjadi titik penting bagi demokrasi Indonesia dengan pelaksanaan Pemilihan Presiden (Pilpres) dan Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada).
Survei Nasional Kawula17 yang dilakukan pada kuartal kedua 2024 menunjukkan bahwa, meskipun masyarakat menunjukkan antusiasme dan kesadaran yang tinggi terhadap Pilkada, tingkat aktivisme politik masih terbilang rendah.
Hasil survei mengungkapkan bahwa 90% responden mengetahui tentang Pilkada yang akan digelar pada November 2024 dan berencana untuk berpartisipasi. Bahkan, dua dari lima pemilih sudah menentukan pilihan mereka sebelum kampanye dimulai.
Ini menunjukkan masyarakat memiliki semangat yang kuat untuk terlibat dalam Pilkada yang akan datang.
Baca Juga: Aksi Jogja Memanggil Kembali Menggema di Malioboro, Tuntut Demokrasi Berjalan Semestinya
Namun begitu, tingkat aktivisme politik masyarakat tidak setinggi antusiasme itu sendiri. Tingkat aktivisme politik yang dilakukan masyarakat kurang.
Aktivisme politik, yang mencakup keterlibatan langsung dalam perubahan sosial atau politik–seperti bergabung dengan partai politik atau berpartisipasi dalam organisasi politik, masih rendah.
Survei menunjukkan bahwa 62% masyarakat berada pada tingkat aktivisme politik yang rendah, dengan sebagian besar hanya sebagai "spectator" atau penonton pasif yang mengikuti berita politik tanpa terlibat langsung.
Hanya 13% yang tergolong sebagai "aktivis" dan 2% sebagai "gladiator" yang aktif dalam kegiatan politik.
Survei juga menemukan bahwa mayoritas masyarakat jarang menghadiri pertemuan warga yang membahas isu lokal. Sebanyak 55% responden menyatakan tidak pernah atau jarang menghadiri pertemuan tersebut, sementara hanya 16% yang sering terlibat.
Ini menunjukkan adanya kesenjangan antara antusiasme terhadap Pilkada dan keterlibatan dalam aktivitas politik sehari-hari.
Beberapa faktor dapat mendorong aktivisme politik, seperti akses yang dimiliki masyarakat terhadap informasi dan pendidikan politik. Masyarakat yang lebih sering mencari informasi cenderung lebih aktif dalam diskusi politik dan kegiatan sosial.
Banyak platform yang sengaja diciptakan untuk mengawal aktivitas seputar Pilpres dan Pilkada ini, contohnya adalah Voting Advice Application (VAA) yang dapat membantu meningkatkan keterlibatan politik dengan menyediakan informasi tentang calon dan isu-isu pemilu.
Namun, terdapat juga faktor penghambat aktivisme politik seperti apatisme terhadap sistem politik dan kurangnya pendidikan politik. Banyak orang merasa bahwa suara mereka tidak berpengaruh, sehingga enggan terlibat.
Kurangnya pengetahuan tentang politik dan hak-hak sebagai warga negara juga mengurangi minat mereka dalam aktivitas politik.
Tingkat aktivisme yang tinggi penting untuk memastikan bahwa suara masyarakat diperhitungkan dalam pengambilan keputusan politik.
Aktivisme politik dapat meningkatkan akuntabilitas pemerintah dan partai politik serta memperkuat demokrasi.
Oleh karena itu, penting bagi pemerintah, organisasi masyarakat sipil, dan media untuk terus mendorong dan memfasilitasi partisipasi politik masyarakat.
Survei ini menegaskan bahwa meskipun antusiasme masyarakat terhadap Pilkada 2024 sangat tinggi, perlu ada upaya untuk meningkatkan tingkat aktivisme politik.
Dengan meningkatkan keterlibatan dalam kegiatan politik sehari-hari, demokrasi Indonesia dapat diperkuat dan suara masyarakat dapat lebih diperhatikan dalam proses politik.
Survei ini adalah bagian dari rangkaian survei nasional kuartalan yang dilakukan oleh Kawula17, dengan pengumpulan data dari 12 hingga 21 Juli 2024.
Sampel survei terdiri dari 408 responden dari seluruh Indonesia, berusia antara 17 hingga 44 tahun, dengan margin of error sebesar 5%.
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi
Sumber: Kawula17.id