"Saya beri contoh misalnya pernyataan dari Gus Birbik yang menyatakan bahwa terkait isu adanya video Fawait di hari santri yang juga hearing dengan kawan-kawan masyarakat Bela kiai. Menyatakan (saat itu), persoalan itu sudah diselesaikan di internal keluarga. Namun fakta dan kenyataannya itu tersampaikan bahwa Gus Firjaun tidak pernah bertemu dengan Gus Birbik maupun Gus Baiqun," ujarnya.
"Nah itu juga satu bentuk pembelajaran agar Pansus, terutama anggota DPRD Kabupaten Jember bisa menjadi penyejuk bagi semuanya. Nah ketika itu sudah bercampur, maka pasti ada kepentingan-kepentingan yang akan diutamakan," sambungnya.
Dengan itu, Candra mengingatkan terkait tupoksi dan kewajiban sebagai anggota DPRD Jember. Notabene sebagai wakil rakyat, yang harus mengedepankan kepentingan masyarakat khususnya di Jember.
"Namun apapun yang kami lakukan di Pansus Pilkada hari ini, saya pikir semuanya dalam keadaan yang mentah dan ini juga akan berdampak pada sesuatu yang kurang baik di suatu saat nanti," ucapnya.
"Kita harus bisa membagi diri mana itu kita berbicara secara pribadi-pribadi atau kita kapasitasnya sebagai anggota DPRD maupun sebagai anggota Pansus Pilkada. Yang dalam hal ini juga bahwa kita itu sebagai anggota DPRD maupun Pansus. Adalah wakil-wakil dari masyarakat yang telah memilih kita dan juga pada umumnya adalah masyarakat Kabupaten Jember," tandasnya.
Terkait keresahan ini, Ketua Pansus Pilkada DPRD Jember Ardi Pujo Prabowo belum mau dikonfirmasi. Saat dikonfirmasi, legislator dari Gerindra ini mengaku masih ada kegiatan lain yang tidak bisa ditinggalkan.
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi
Sumber: