Mengubah Sampah Plastik Menjadi Papan, Berikut Foto-fotonya

REUTERS/Eloisa Lopez

Pekerja memuat cetakan ke mesin ekstrusi yang melelehkan plastik robek di pabrik perusahaan sosial The Plastic Flamingo atau The Plaf, di Muntinlupa, Filipina, 18 Oktober 2021.

Sekelompok pendaur ulang di Filipina berusaha meredakan krisis sampah plastik yang semakin parah di negara itu dengan mengubah botol, sachet sekali pakai, dan bungkus makanan ringan yang menyumbat sungai dan merusak pantai menjadi bahan bangunan.

The Plastic Flamingo atau The Plaf, mengumpulkan sampah, mencabik-cabiknya dan kemudian membentuknya menjadi tiang dan papan yang disebut "eco-lumber" yang dapat digunakan untuk pagar dan lainnya.

"Ini adalah 100% bahan daur ulang, 100% terbuat dari bahan limbah plastik, kami juga menyertakan beberapa aditif dan pewarna yang bebas dari pembusukan, bebas perawatan, dan bebas serpihan," kata Erica Reyes, kepala operasi The Plaf.

Setelah mengumpulkan lebih dari 100 ton sampah plastik hingga saat ini, perusahaan sosial ini telah mengambil bagian dalam mengatasi masalah lokal yang memiliki konsekuensi global.

Sekitar 80% sampah plastik di lautan global berasal dari sungai-sungai Asia, dan Filipina dilaporkan menyumbang sepertiga dari total itu, menurut laporan tahun 2021 oleh Our World in Data dari Oxford University.

Saat ini Filipina belum memiliki strategi yang jelas untuk mengatasi masalah plastiknya dan departemen lingkungan mengatakan telah melakukan kontak dengan produsen untuk mengidentifikasi cara mengelola limbah.

Sekitar 300 juta ton sampah plastik diproduksi setiap tahun, menurut Program Lingkungan Perserikatan Bangsa-Bangsa.

Masalah ini diperburuk oleh pandemi yang memicu penggunaan masker, sarung tangan, wadah makanan takeaway, dan bungkus gelembung saat belajar online yang melonjak.

"Orang-orang tidak mengetahui cara membuang plastik ini," kata Allison Tan, rekan pemasaran The Plaf.

"Kami memberikan jalan itu bahwa alih-alih meletakkannya di tempat pembuangan sampah atau lautan... Anda dapat memberikannya ke pusat daur ulang seperti kami dan kami akan mendaur ulangnya menjadi produk yang lebih baik."

Selain menangani masalah sampah, kelompok tersebut mengatakan sedang dalam pembicaraan dengan organisasi non-pemerintah lainnya untuk membantu membangun kembali rumah-rumah yang hancur akibat topan menggunakan bahan bangunan yang mereka produksi.

Artikel Menarik Lainnya:

• Klarifikasi Menag Usai Sebut Kemenag Hadiah Negara untuk NU
• Anjing Canon Mati, Begini Rupanya Keranjang yang Dipakai Satpol PP Aceh untuk Membawanya
• Unik! Inilah Piala Dunia Balon Pertama di Dunia, Juaranya dapat Hadiah Ratusan Juta!